ftnews.co.id, Jakarta – Lembaga Survei Independen Nusantara (LSI-Nusantara) merilis hasil survei terbaru menyangkut calon wakil presiden (Cawapres) perempuan yang paling potensial. Dari simulasi, Cawapres perempuan, Yenny Wahid memimpin dengan elektabilitas tertinggi sebesar 31,6%.
Sedangkan nama lain seperti Khofifah Indar Parawansa meraih 29,0 persen. Disusul Susi Pudjiastuti (9,2%), Puan Maharani (7,2%), dan Sri Mulyani (4,0%). Sementara 19,0% responden belum memutuskan pilihan mereka.
Direktur Eksekutif LSIN Yasin Mohammad menungkapkan, dari simulasi tiga nama, Yenny Wahid tetap unggul dengan elektabilitas 34,4%. “Disusul Khofifah Indar Parawansa (33,6%), dan Puan Maharani (9,7%). Sebanyak 22,3% responden belum memutuskan pilihan,†ujarnya di Jakarta, Minggu (1/10/2023).
Sementara itu, dari simulasi untuk Cawapres yang mewakili NU jika dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, pasangan ini memimpin dengan elektabilitas tertinggi 33,0%. Sedangkan Ganjar-Erick Thohir (32,8%), Ganjar-Mahfud MD (30,4%), dan Ganjar-Khofifah Indar Parawansa (30,2%).
Untuk Cawapres yang mewakili generasi millennial, pasangan Ganjar-Yenny Wahid juga unggul dengan elektabilitas tertinggi 33,0%. Disusul Ganjar-Erick Thohir (32,8%), Ganjar-Mahfud MD (30,4%), dan Ganjar-Khofifah Indar Parawansa (30,2%). Ganjar-AHY memperoleh 25,3% elektabilitas, dan Ganjar-Gibran 31,2%.
Yasin Mohammad menekankan bahwa Yenny Wahid memiliki potensi besar untuk menjadi faktor penentu kemenangan pada Pilpres 2024/ “Karena mewakili tiga segmen pemilih utama, yaitu perempuan, NU, serta generasi millennial dan generasi Z,†katanya.
Survei LSI-Nusantara dilakukan pada periode 24-29 September 2023 secara nasional melalui telepolling melibatkan 1200 responden. Metodologi survei melibatkan responden yang sebelumnya telah menjadi bagian dari survei LSI-Nusantara pada periode sebelumnya.
Pemilihan responden dilakukan secara acak sistematis program komputerisasi yaitu dengan memasukkan database nomor telepon. Survei LSIN memiliki tingkat kepercayaan survei 95 persen dan margin of error sebesar ± 2,8 persen.
