Beranda Berita Terkini Survei: Anies Makin Jeblok setelah Berpasangan dengan Muhaimin

Survei: Anies Makin Jeblok setelah Berpasangan dengan Muhaimin

Pasangan Bacapres-Bacawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar/foto: instagram DPP PKB

ftnews.co.id, Jakarta – Deklarasi pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mengejutkan banyak pihak mengingat keluar dari banyak perkiraan sebelumnya. Banyak yang tidak menghitung bahwa akhirnya Anies akan berpasangan dengan Muhaimin.

Bagaimana peta kekuatan pasangan Anies – Cak Imin? Inillah hasil survey terbaru Saiful Mujani Research and Consluting (SMRC) paska deklarasi Anies – Cak Imin.

Dalam sepuluh tahun terakhir, PKB tidak pernah berkoalisi dengan PKS. Sementara PKS sudah mendukung Anies Baswedan. “Terlepas dari apakah PKS akan tetap mendukung Anies, yang menarik adalah bagaimana PKB bisa berkoalisi atau bekerjasama dengan PKS,” ujar Mujani dalam keterangan di akun twitter dan kanal SMRCtv, Kamis (14/9/2023).

Prof Mujani menyebutkan, ada sejumlah argumen yang dibangun untuk menyebut pasangan Anies-Muhaimin tersebut. Ada yang menyebut hal ini adalah bersatunya antara Islam modernis dan Nahdlatul Ulama (NU) atau Islam tradisionalis.

Anies sendiri adalah representasi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO). HMI MPO memiliki corak Islam politik yang lebih kuat. HMI MPO bisa dikatakan sebagai satu faksi dalam HMI yang mewarisi tradisi Islam modernis Masyumi.

“Kombinasi antara Muhaimin dan Anies ini mempertemukan antara sayap Islam modernis yang diwakili PKS dan Islam tradiosionalis yang diwakili oleh PKB,” jelas Mujani.

Namun lebih jauh keberadaan Nasdem membuat koalisi ini menjadi lebih lengkap karena bertemunya tiga entitas sosiologis pemilih Indonesia: Islam modernis (PKS), Islam tradisionalis (PKB), dan nasionalis (Nasdem).

Karena itu, kata Mujani, penting untuk melihat bagaimana publik Indonesia bereaksi pada keputusan yang menarik atau out of the box tersebut.

Setelah deklarasi Anies-Muhaimin 2 September 2023, 5 September SMRC melakukan survei telepon. Survei telepon dilakukan pada warga yang memiliki telepon. Mereka merepresentasikan 80 persen pemilih.

Menurut Mujani, yang potensial memiliki pandangan tentang deklarasi Anies-Muhaimin adalah warga yang memiliki akses ke media online, dan mereka adalah warga yang punya akses pada internet dan memiliki telepon. Karena itu, survei telepon cukup bisa menggambarkan sikap dan sentimen pemilih terhadap deklarasi pasangan Anies-Muhaimin atau yang dikenal sebagai pasangan Amin.

“Dalam simulasi tiga pasangan: Anies-Muhaimin mendapatkan dukungan 16,5 persen; Prabowo-Erick 31,7 persen; dan Ganjar-Ridwan Kamil 35,4 persen. Masih ada 16,4 persen yang belum jawab,” papar SMRC.

Sebelum berduet dengan Cak Imin, ketika Anies masih didukung oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat suara Anies sekitar 20-an persen, atau sama dengan perolehan suara tiga partai pendukungnya.

“Jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mencerminkan kekuatan dua partai,” kata Mujani.

Prof Saiful Mujani menilai, data ini menunjukkan Anies tidak punya dukungan independen. Pendukungnya adalah pemilih partai pengusung. Anies tidak membawa efek ekor jas.

Survei ini juga menemukan data menarik. Dalam breakdown dukungan pemilih, pemilih Demokrat yang bertahan memilih Anies tinggal 22 persen. Artinya pergeseran dukungan pemilih Demokrat dari Anies berlangsung cepat.

Selain itu, pemilih PKB yang memilih Anies baru 20 persen. “Artinya pemilih PKB belum otomatis bergerak mengikuti manuver elitnya. Dilihat dari sisi optimis, ini bisa karena mesin politik yang belum panas. Data dan analisa selengkapnya sudah tayang di Bedah Politik terbaru,” ungkap Mujani.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini