ftnews.co.id, Jakarta – Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, jika politik dinasti mengkhawatirkan responden itu cenderung memilih pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (35,4 persen).
“Tetapi kalau menganggap politik dinasti itu biasa saja dan tidak mengkhawatirkan cenderung memilih pak Prabowo (57,5 persen),†ujar Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei bertajuk “Efek Gibran dan Dinamika Elektoral Terkini” secara virtual, Minggu (12/11/2023).
Sedangkan posisi Ganjar Pranowo-Mahfud Md seperti terjepit di antara dua narasi itu. “Narasi politik dinasti jadi concern utama mas Ganjar. Tapi secara elektoral yang mengambil keuntungan mas Anies,†papar Burhanuddin.
Demikian juga jika isu politik dinasti dianggap menghambat demokrasi di Indonesia pilihan kepada Anies (32,8 persen) jauh lebih tinggi dibanding publik yang menilai politik dinasti tidak menjadi persoalan (19,4 persen).
“Mereka yang menganggap politik dinasti tidak menjadi persoalan cenderung pilih pak Prabowo (43,2 persen). Sedangkan dalam kadar tertentu memilih mas Ganjar (31,8 persen),†kata Burhanuddin.
Survei Indikator dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2023 melibatkan sebanyak 1.220 responden yang diwawancara melalui wawancara tatap muka. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dengan asumsi metode simple random sampling, toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
