Beranda Berita Terkini Giring Satu Putaran, TPN Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ragukan Survei Populi

Giring Satu Putaran, TPN Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ragukan Survei Populi

Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo/foto: Foto Dok BMPI Setpres

ftnews.co.id, Jakarta — Tim pemenangan nasional (TPN) pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD meragukan lembaga Populi Center. Sebab, hasil survei terbaru dinilai menggiring publik jika Pilpres 2024 itu satu putaran.

“Saya meragukan hasil survei ini. Pasalnya, hasil survei itu dinilai menggiring publik kalau Pilpres 2024, hanya terjadi satu putaran,” ujar Juru Bicara Anies Baswedan, Andi Sinulingga saat menanggapi hasil survei Populi Center, seperti dikutip FTNews, Jumat (10/11/2023).

Survei terbaru Populi Center bertajuk ‘Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemilu 2024’ tidak hanya diragukan tim Anies-Muhaimin, tapi juga tim pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md

Secara gamblang, Andi menduga survei tersebut merupakan ‘pesanan’ dari client. Pasalnya, hasil survei itu tidak murni statistik.

“Ada sesuatu yang mau dicapai, yakni persepsi publik. Ini tergambar dari hasil survei yang menggiring persepsi publik terhadap Pemilu satu putaran. Ini direkognisi dengan data-data. Data sangat tergantung dari arah pertanyaan para surveyor,” tutur Andi.

Sementara itu, Eko Kuntadhi dari tim pemenangan nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD menanggapi dengan kritis, survei tersebut memang menggiring publik pada persepsi tertentu.

“Kalau saya baca hasil survei ini tujuannya satu, simpel, yakni ada usaha seolah-olah Pilpres ini satu putaran. Ini dilegitimasi oleh hasil survei ini,” kata Eko.

Menurut Eko, hal itu tercermin dari pertanyaan yang diajukan oleh Populi kepada respondennya. Narasi pertanyaan yang ditanyakan peneliti kepada responden yakni ‘Pilpres akan diikuti oleh tiga pasangan calon dan kemungkinan berlangsung dua putaran apabila tidak ada yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen.

Eko justeru mempertanyakan Populi Center. “Menurut Anda sendiri, berapa putaran dalam Pilpres yang Anda inginkan”?.

Tak hanya itu, Eko juga menilai, survei Populi terlalu condong pada pasangan Capres-Cawapres tertentu.

Eko secara blak-blakan menyebut, survei itu mengglorifikasi sosok Gibran Rakabuming Raka yang tidak lain Cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Sementara itu, Wakil Komandan Pemilih Muda Tim Kampanye Prabowo-Gibran, Rahayu Saraswati mengapresiasi survei tersebut.

Dia menilai, tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran yang unggul dibandingkan dua pasangan Capres-Cawapres lainnya sebagai bentuk bukti dari ikhtiar.

“Apa yang telah kami kerjakan selama ini, apa yang menjadi keyakinan pimpinan kami mulai tergambarkan. Dalam survei ini menjadi hal yang menguatkan kami. Namun juga imbauan bagi relawan dan pendukung Prabowo-Gibran untuk tidak jemawa,” kata Saras.

Pasalnya, survei itu tidak merepresentasikan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Hal itu terlihat dari hasil survei Populi yang menunjukkan mayoritas masyarakat menerima atau biasa saja mengenai persoalan dinasti politik.

Hasilnya, sebesar 62,1 persen masyarakat menyatakan bisa menerima atau biasa saja (bisa diterima 15,8 persen dan biasa saja 46,3 persen).

Sedangkan yang tidak bisa menerima 27,4 persen (kurang bisa diterima 18,2 persen, sangat tidak bisa diterima 9,2). Sisanya, 10,5 tidak tahu atau tidak menjawab.

Dalam surveinya, Populi menempatkan duet Prabowo-Gibran dengan elektabilitas 43,1 persen. Disusul pasangan Ganjar-Mahfud sebesar 23 persen dan Amin terendah di angka 22,3 persen. Sisanya, sebanyak 10 persen belum memutuskan dan 1,6 persen menolak menjawab.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini