Cak Imin Sebut Diksi “Perubahan” Berada dalam Kaidah NU

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar/foto: PKB

ftnews.co.id, Jakarta— Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut bahwa diksi ‘perubahan’ atau al-muhafadhotu ada dalam kaidah Nahdatul Ulama (NU).

Hal itu diungkapkan Cak Imin saat disinggung mengenai nama koalisi bersama Partai NasDem dan PKS, yaitu Koalisi Perubahan. Menurut dia, perubahan adalah sesuatu yang harus. Sama seperti kaidah NU yang mengharuskan selalu lebih baik dari sebelumnya.

“Jadi di NU itu perubahan ada kaidahnya, di NU itu yang disebut perubahan al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah (menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik),” ujar Cak Imin di Sekretariat PB PMII, Jakarta. Demikian dikutip dari Antaranews

“Itulah yang disebut perubahan. Perubahan adalah meraih yang lebih baik di masa yang akan datang, memelihara dan meneruskan yang sudah baik yang diperoleh hari ini,” ujarnya lagi.

Cak Imin mengungkapkan al-muhafadhotu menjadi nilai yang dipegang dirinya. Adapun dasarnya sebagai santri.

“Itu change, kalau di NU, al-muhafadhotu. Kalau teman-teman NU kodenya al-muhafadhotu itu sudah tahu, tapi there is no change without foundation of change, yaitu success story of process,” ungkap Cak Imin.

Sementara itu, dia mengatakan nama koalisi PKB bersama Partai NasDem dan PKS masih terus didiskusikan. Kendati demikian, nama koalisi di antara ketiga partai itu akan tetap diikuti diksi ‘perubahan’.

“Nama koalisinya sementara kita terus diskusi, tapi ini akan usulan yang cukup dominan adalah nama koalisi perubahan,” ujarnya.

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9). Duet Anies-Cak Imin dengan akronim AMIN tersebut menjadi deklarasi pertama pasangan Capres/Cawapres untuk Pilpres 2024.

Rapat Tanpa PKS

Sementara itu, Rabu, untuk pertama kalinya jajaran pengurus pusat PKB dan NasDem mengadakan rapat membahas strategi memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dalam pertemuan itu, PKS, yang sejauh ini masih anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tidak menghadiri rapat meskipun NasDem sebagai tuan rumah telah mengirimkan undangan.

“Tentunya karena ini adalah pertemuan pertama, maka hari ini belum bisa diputuskan, belum bisa disimpulkan, karena pertama kami masih menunggu PKS untuk kami rumuskan bersama-sama,” kata Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali selepas pertemuan.

Dia menambahkan rapat juga belum memutuskan apa pun karena masih ada urusan teknis yang perlu dikonsultasikan ke masing-masing partai. “Jadi, kami menunggu koalisi pemenangan secara bersama-sama, tetapi antara PKB dan NasDem setelah pertemuan ini sudah mulai melakukan konsolidasi di basis masing-masing sehingga pembentukan tim pemenangan nasional itu nanti akan kami kukuhkan setelah partai politik koalisi sudah dinyatakan lengkap,” ujar Ahmad Ali.

Di lokasi jumpa pers yang sama, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan selepas rapat itu dua partai bakal langsung menginstruksikan pengurus dan kader saling berkomunikasi dan konsolidasi.

“Saya berharap teman-teman PKB khususnya tingkat cabang, DPC, DPW untuk berkomunikasi dengan NasDem di daerah masing-masing,” ucap Jazilul.

Dia melanjutkan rapat itu juga membahas nomenklatur tim pemenangan. “Nomenklatur sudah kami sedang susun, nanti tim penasihat akan diisi oleh para pakar, tokoh utama, maupun profesional akan kami lengkapi,” imbuh Wakil Ketua Umum PKB.

Terkait nomenklatur, Jazilul menyebut itu juga telah dikomunikasikan dengan PKS. “Tentu di situ sudah ada ruang, ada kamar-kamarnya tinggal diisi,” kata Jazilul.***

 

 

 

 

Tutup