Aktivis Muda NU: Jokowi dan Prabowo Disatukan Narasi Besar Indonesia Maju

(Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/foto: Jay, Humas Setkab)

ftnews.co.id, Jakarta – Aktivis 98 dan aktivis muda NU, Rahmat Pulungan, menganggap bahwa pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dihubungkan dengan narasi besar, yaitu kemajuan dan kekuatan Indonesia.

Menurutnya, pertemuan tersebut terikat oleh narasi besar yang menjadi landasan bagi negara-negara besar. Rahmat menjelaskan bahwa narasi besar sangat penting untuk menjadi semangat, mengonsolidasikan potensi, arus utama, dan mengurangi fragmentasi dalam negeri.

Rahmat menyoroti keragaman Indonesia dalam suku, agama, dan bahasa. Namun  belakangan ini negara mengalami fragmentasi serius. Dia menekankan pentingnya narasi besar dalam merangkul keragaman dan mengarahkan negara ke arah kemajuan dan keberlanjutan.

“Tidak ada negara besar tanpa narasi besar. Narasi besar sangat penting karena akan menjadi spirit, mengonsolidasikan potensi, arus utama, dan meminimalisir fragmentasi dalam negeri,” kata Rahmat melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/11).

Rahmat juga menyoroti  tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2024. Ia mengelompokkannya berdasarkan gagasan, nilai, dan kepentingan.  Kelompok pertama adalah mereka yang bertemu karena kekuatan gagasan. Kedua mereka berkumpul karena persamaan nilai, dan ketiga mereka berjuang karena pertemuan kepentingan.

Menurutnya  kelompok pertama adalah Jokowi dan  Prabowo  yang disatukan oleh kekuatan gagasan dan narasi besar tentang kemajuan Indonesia. Rahmat meyakini bahwa gagasan yang kuat, nilai-nilai baru, dan kepentingan strategis akan bersatu dalam narasi besar Indonesia maju dan tangguh.

Rahmat menilai, nilai dan budaya baru dalam pemerintahan Jokowi merupakan hasil dari dinamika dan perkembangan zaman, di mana ide dan nilai yang kuat disesuaikan dengan tuntutan zaman.

Dia percaya bahwa narasi besar ini memberikan energi bagi Jokowi untuk mengambil terobosan berani, seperti akuisisi perusahaan asing dan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan sumber daya alam.

Menurut Rahmat, langkah-langkah berani Jokowi, seperti pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, menunjukkan kesiapan Indonesia untuk menjadi negara maju. Dia menekankan bahwa simbol kemajuan suatu negara dapat dilihat dari moda transportasinya, dan kehadiran kereta cepat menjadi simbol negara maju.

Menurut Rahmat posisi Jokowi yang setara dengan pemimpin negara-negara besar dalam pertemuan internasional menyampaikan pesan kuat bahwa Indonesia bukanlah negara kelas dua.*

Tutup