Beranda Berita Terkini Akademisi: Prof Mahfud Md Sejak 5 Tahun Lalu Lolos Verifikasi Cawapres PDIP

Akademisi: Prof Mahfud Md Sejak 5 Tahun Lalu Lolos Verifikasi Cawapres PDIP

Prof Mahfud Md, Bacapres pendamping Ganjar Pranowo/foto: tangkap layar/diana

ftnews.co.id, Bandarlampung—  Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) Robi Cahyadi mengatakan bahwa secara kenegaraan Mahfud Md cocok mendampingi Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden (Cawapres).

“Pak Mahfud ini secara kenegaraan sudah layak sebagai Cawapres, mendampingi Ganjar,” kata Robi Cahyadi.

Terlebih, kata dia lagi, Mahfud Md merupakan sosok yang memiliki intelektual atau pun kecerdasan yang tinggi dan pengalaman yang banyak di dalam pemerintahan.

Selain itu, ia mengungkapkan PDI Perjuangan bukan tanpa alasan memilih Mahfud Md sebagai Cawapres pendamping Ganjar. Sebab sebenarnya Mahfud Md memang sudah masuk bursa Cawapres sejak 5 tahun lalu.

“Jadi Pak Mahfud ini memang sudah masuk bursa Cawapres PDI Perjuangan sejak 5 tahun lalu. Artinya Mahfud sudah lolos verifikasi PDI Perjuangan dan sudah layak jadi Cawapres,” kata dia lagi.

Karena itu, kata dia pula, penetapan Mahfud Md sebagai Cawapres adalah buah dari kesabaran dari yang bersangkutan. Sebab sejatinya sejak 5 tahun lalu memang Prof Mahfud Md seharusnya yang dicalonkan sebagai Cawapres mendampingi  Joko Widodo.

“Meski dari semua sisi Pak Mahfud Md layak sebagai Cawapres, tetapi hal itu tidak serta-merta jadi alasan orang memilih pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md,” kata dia pula.

Sebab, ujar dia pula, dalam teori memilih ada beberapa faktor agar orang bisa memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakilnya. Seperti faktor kedekatan emosional, faktor jejaring dan pengaruh keluarga serta faktor like dan dislike.

“Namun dalam konteks Pemilu di Indonesia untuk bisa memilih ada faktor popularitas dan elektabilitas, inilah konsep dari pemilihan langsung,” kata dia.

Pertama aspek popularitas, ujarnya, tentu pasangan calon presiden dan wakilnya harus di kedepankan sosok yang populer dan sudah dikenal serta terkenal oleh khalayak.

“Kemudian elektabilitas, aspek ini lain lagi, karena bisa jadi paslonnya terkenal tapi belum tentu dipilih, bisa saja orang lain yang dipilih walau sama terkenalnya. Hal ini banyak dipengaruhi nuansa hati pemilih. Jadi pada aspek ini bagaimana para calon dapat ‘menjual’ diri mereka ke pemilih,” kata dia.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini