Beranda Berita Terkini PAN Minta Pendukung Gencar Sosialisasi Program, Misi dan Visi Prabowo-Gibran

PAN Minta Pendukung Gencar Sosialisasi Program, Misi dan Visi Prabowo-Gibran

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay /foto: FB Saleh Partaonan

ftnews.co.id, Jakarta — Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menginstruksikan pengurus, jaringan relawan, dan simpatisan partai untuk menyosialisasikan program, misi dan visi pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran kepada masyarakat.

“Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak dikenal hanya menjual nama saja. Namun juga membuktikan KIM memiliki program dan kelanjutan capaian pemerintah yang lengkap,” kata Ketua Fraksi PAN DPR RI ini dalam keterangan, di Jakarta, Jumat (27/10/2023).

Saleh mengatakan sosok Gibran perlu lebih masif dipublikasikan pada tahap awal ini. Kalau Prabowo, sudah lama kami sosialisasikan. Untuk saat ini, kami ingin agar Gibran lebih populer dan diterima semua kalangan.

Menurutnya, pokok pikiran dan gagasan Gibran soal keberlanjutan pembangunan nasional harus seluas mungkin diketahui publik. Apalagi, ada gebrakan-gebrakan program yang sudah diperkenalkan. Baik yang sifatnya melanjutkan maupun inovasi penyempurnaan.

Saleh ingin agar Gibran lebih populer dan diterima semua kalangan. Karena itu, tentu sangat baik jika Gibran juga mendapat proporsi yang maksimal.

Dia menyebut masyarakat tentu masih banyak yang belum kenal Gibran. Mungkin tahunya masih sekadar Wali Kota Solo dan anak presiden.

Soal pendidikan misalnya, lanjut Saleh, sosok kepribadian, kehidupan keseharian, dan pemikirannya belum diketahui lebih dalam. “Kalau sudah kenal, saya yakin akan banyak yang justru simpati dan jatuh hati. Sekarang aja sudah banyak menyatakan dukungan,” ujarnya.

Gibran, lanjut Saleh, harus menjadi magnet baru di KIM seperti Prabowo.

“Amanah yang diberikan sebagai Cawapres harus meningkatkan elektabilitas. Oleh karena itu, sosok Gibran perlu lebih didekatkan kepada masyarakat,” katanya.

Saleh mengakui, mungkin banyak yang tidak suka. Banyak kritik dan mungkin nuansa ketidaksukaan. Kita tidak bisa atur semua ritme dan frekuensi harus sama.

“Kita tidak mau ribut dan gaduh. Kita maunya berkontestasi secara baik dan terbuka,” katanya.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini