Pengamat: Siapa pun Bacawapres Prabowo dan Ganjar tak Banyak Dongkrak Suara

Pengamat politik Dr. Emrus Sihombing, MSi/foto: dok pri

ftnews.co.id, Jakarta — Menjelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden Pilpres 2024 sudah semakin dekat. Sementara nama-nama bakal Cawapres Prabowo dan Ganjar mulai mengerucut ke beberapa nama antara lain Erick Thohir, Gibran, Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Dr. Emrus Sihombing, MSi saat dihubungi FTNews, di Jakarta, Selasa (10/10/2023) mengatakan, siapa pun bakal Cawapres Prabowo maupun Ganjar tidak memiliki elektabilitas yang menonjol.

“Semua bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo dari hasil survei memiliki elektoral yang sama, tidak ada yang menonjol. Jadi, tidak banyak memiliki insentif elektoral atau mendongkrak suara,” ujar Emrus.

Menurut doktor Komunikasi Politik jebolan Universitas Padjadjaran itu, siapapun calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo atau Ganjar saat ini masih dinamis, pragmatis, bukan idiologis.

Karena itu, lanjut Emrus, kalau bicara elektabilitas Bacawapres saat ini seharusnya tidak lagi menjadi pertimbangan. Toh hasilnya tidak banyak mendongkrak perolehan suara.

“Justeru sekarang yang paling dipertimbangkan adalah pertama kontribusi pembiayaan politik, dan kedua titik fokus atau penekanannya ke arah mana dalam pemerintahannya,” ujar Emrus.

Misalnya, lanjut dia, pemerintahan Ganjar nantinya akan menekannya pada masalah hukum, Cawapres yang cocok ya Mahfud MD. “Nah, kalau fokusnya kepada perekonomian — Cawapres bisa Erick Thohir atau Sandiaga Uno,” paparnya.

Begitu bila Prabowo, jelas Emrus, menekankan pada masalah hukum, Cawapresnya bisa Yusril Ihza Mahendra atau bila mengutakan masalah ekonomi bisa Erick Thohir.

Menanggapi keinginan sejumlah kiai dan ulama di Jawa Timur, yang berharap kepada Capres Prabowo dan Ganjar agar memilih kalangan santri, yang salah satu muaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Emrus menyebutnya hal itu sah-sah saja.

Namun harus dipertimbangkan kembali oleh Prabowo atau Ganjar bagaimana dengan historis elektoral sosok yang dimaksud. “Bisakah mendongkrak suara nantinya. Ini yang penting,” tegas Emrus.***

Tutup