Politisi PDIP Aria Bima Mengupas 2 atau 3 Pasang Capres

Aria Bima. politisi PDIP/foto:dok ariabima.id

ftnews.co.id, Jakarta – Wacana pemilihan presiden 2024 cukup satu atau dua putaran saja belakangan ini semakin marak.

Ada sejumlah pertimbangan munculnya wacana tersebut. Di antaranya menghemat anggaran dan sosioekologi. Apalagi, Pilpres 2024 memakan biaya besar.

“Kalau Pilpres 2024 satu putaran akan memakan biaya sebesar Rp17 triliun. Sedangkan jika dua putaran akan menghabiskan dana Rp34 triliun,” jelas politisi PDI Perjuangan Aria Bima dalam diskusi Pilpres 2024: Mengupas 2 Atau 3 Pasang Capres, di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Aria Bima membantah keinginan partainya agar hanya dua pasangan calon presiden bertarung di Pilpres 2024 karena mengkhawatirkan Ganjar Pranowo kalah di putaran kedua.

Menurutnya, kalau ingin menggunakan 20 persen threshold, PDI Perjuangan sebagai partai besar jelas lolos sekalipun tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Kendati begitu, jelas Aria, PDI Perjuangan sangat menghargai Parpol-Parpol bergabung untuk berkoalisi dalam koalisi besar untuk mengusung Capres dan Cawapres sesuai yang mereka kehendaki.

Anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan tersebut mengungkapkan gagasan dua poros.

Bagi PDI Perjuangan, kata Aria Bima, sebaiknya pada Pilpres nanti mengerucut dua poros atau pasangan saja, tidak tiga pasang seperti saat ini.

Meski begitu, Aria sangat yakin ke depannya, bisa saja dari satu poros tersebut ada yang berkoalisi ke partai atau koalisi lainnya.

“Wacana ini bukan hanya dalam konsep PDI Perjuangan, tapi ada pihak lain yang menginginkannya. Antara lain salah satunya menghemat biaya dan presidential threshold,” jelas politisi senior PDI Perjuangan itu.

Hingga kini wacana Pilpres 2024 masih terbentuk tiga poros bakal
calon. Poros pendukung tiga kandidat presiden, yaitu Koalisi Indonesia Maju pendukung Prabowo Subianto.

Sementara Koalisi Perubahan pendukung Anies Baswedan, dan Koalisi PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura pendukung Ganjar Pranowo.***

Tutup