Connect with us
Gambar Peskinpro

Berita Terkini

Mengapa Dukungan pada Ganjar-Mahfud Md Merosot? Ini Penjelasan Denny JA

Published

on

ftnews.co.id, Jakarta— Dalam beberapa waktu terakhir elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud terus mengalami penurunan. Bahkan setelah putusan MKMK pun elektabilitas pasangan nomor urut 3 ini tak juga membaik. Hal ini juga menjadi sorotan dari pakar politik, Denny Januar Ali atau akrab disapa Denny JA.

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia ini mempertanyakan, setelah putusan MK mengapa elektabilitas Ganjar-Mahfud justru melorot drastis?

Padahal, katanya, kubu dari pasangan ini,  poros dari simpatisan Ganjar dan Mahfud begitu intensnya,  begitu kerasnya mengritik soal dinasti politik.

“Mereka militan menyoroti isu nepotisme pemerintah Jokowi,  juga soal demokrasi yang mendung. Itu semua isu yang sangat populer di kalangan penggiat demokrasi,” kata Denny lewat keterangan tertulisnya, Jumat (17/11/2023).

Berikut paparannya.

Bagaimana  kita menjelaskan dua peristiwa ini? Marilah kita mulai dengan mengutip berita dan data. Di bawah ini contoh judul  berita yang beredar.

Misalnya:  “TPN Ganjar- Mahfud menyatakan kami berminggu-minggu rasakan demokrasi yang mendung.”  Judul berita  lain: “TPN  Ganjar- Mahfud Sindir Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi: Demokrasi  Berkabung.”

Lain lagi judulnya:  “Pidato Ganjar Soal  Drakor  Pemilu Singgung KKN Rezim Jokowi.” Banyak lagi variasi judul di media konvensional ataupun media sosial soal kritik keras kepada Jokowi, Gibran dan Prabowo.

Tapi apa yang terjadi dengan perubahan dukungan pemilih di lapangan? Ini adalah hasil survei setelah putusan Mahkamah Konstitusi dari lima lembaga survei.

Yaitu; Indikator Politik,  Poltracking, Populi Center, Indo Barometer  dan juga LSI Denny JA. Khusus LSI Denny JA, survei tengah November ini belum dipublikasi ketika video ini dibuat.

Hasil survei kelima Lembaga ini menunjukkan kecenderungan yang sama. Yaitu merosotnya dukungan Ganjar dan Mahfud.

Survei  LSI Denny JA sendiri, yang dikerjakan setelah putusan MK, yang baru saja selesai pertengahan November ini,  menunjukkan bahwa Ganjar dan Mahfud merosot dari 35,3% (Okt 2024) menjadi 28,6% (Tengah Nov 2023).

“Ini salah satu  tingkat elektabilitas  terendah yang dialami Ganjar Prabowo. LSI Denny JA sudah melakukan survei setiap bulan sejak bulan Maret 2023. Tak pernah dukungan Ganjar sekecil ini di bawah 30%, setelah sempat naik di angka di atas 35%,” ungkapnya.

Apakah gerangan sebabnya?  Banyak variabel yang mungkin. Itu dua penyebab yang perlu kita perhatikan.

Pertama  adalah the Politics of numbers.  Jumlah  pemilih di Pilpres 2024 kini banyak sekali, sekitar  204,8 juta pemilih. Jika sebuah manuver hanya bisa mengubah  500.000 pemilih, ia baru mengubah 0,25% elektabilitas saja.  Itu manuver yang sangat  tidak signifikan!

Isu demokrasi yang mendung,  isu mengenai dinasi politik, dalam kenyataannya ternyata hanyalah menyentuh hati sebagian kecil kalangan terbelajar,  aktivis dan lain-lain, yang jumlahnya di bawah 500.000 pemilih saja.

Penting atau tidaknya sebuah isu adalah satu hal. Tapi apakah isu itu diyakini publik untuk menurunkan tingkat kepuasan pada Jokowi, dan elektabilitas Gibran (dan Prabowo), itu hal yang berbeda.

Kedua, juga jangan dilupakan. Pendukung  Jokowi itu adalah sumber dari sebagian besar pendukung Ganjar. Ketika kubu Ganjar mengeritik Jokowi yang terjadi adalah pendukung Jokowi itu pergi dari Ganjar.

Akibatnya  dukungan kepada Ganjar justru merosot. Ibaratnya, kubu atau simpatisan Ganjar menggunakan pisau tajam (Jokowi) untuk menusuk dirinya sendiri.

Kenyataan ini membuka mata kita. Bahwa hukum besi politik elektoral bisa berbeda dengan dugaan atau common sense orang awam.

Banyak yang mengira dengan mengeritik Jokowi keras sekali maka dukungan ke Gibran (Prabowo) akan merosot. Yang terjadi, dukungan pada Ganjar- Mahfud yang merosot.  Pada kesempatan lain akan ditunjukkan dukungan pada Prabowo- Gibran justru menaik.

Realisme politik di lapangan, politik elektoral di keseluruhan perilaku pemilih bekerja dengan cara yang berbeda! ***

Advertisement Gambar Peskinpro
Berita Terkini4 hari ago

Wamendagri Bima Arya Ungkap Pemilu Serentak untuk Dorong Sinkronisasi RPJMN dan RPJMD

KPU Sumut
Berita Terkini2 minggu ago

Rapat Pleno Terbuka, KPU Sumut Tetapkan Bobby-Surya Sebagai Gubsu dan Wagubsu

Berita Terkini3 minggu ago

Batal 6 Februari, Pelantikan Kepala Daerah Menunggu Putusan Dismissal Dibacakan di Mahkamah Konstitusi

Headline3 minggu ago

Pemilu 2029 akan Didominasi Kampanye Berbasis AI dan Media Digital

Berita Terkini3 minggu ago

Deddy Sitorus: Banyak PJ Kepala Daerah Lakukan Mutasi ASN Sebulan sebelum Pemilu

Berita Terkini4 minggu ago

Evaluasi Pilkada 2024, BSKDN Kemendagri Soroti Pentingnya Kepemimpinan Kuat dan Bersih

Berita Terkini4 minggu ago

Mendagri Jelaskan Pentingnya Percepatan Pelantikan Kepala Daerah

Berita Terkini4 minggu ago

Tok! Pelantikan Kepala Daerah Non-Sengketa Dilaksanakan 6 Februari 2025

Berita Terkini1 bulan ago

Revisi UU Pemilu akan Memedomani Rekayasa Konstitusional yang Diberikan MK

Berita Terkini1 bulan ago

Bantahan Serangan Fajar dalam Pilbup Bangkalan

Berita Terkini1 bulan ago

Komisi II segera Bahas Jadwal Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Hasil Pilkada 2024

Berita Terkini1 bulan ago

Jimly Asshiddiqie: Penghapusan PT Memperkuat Demokrasi dan Inklusivitas Politik

Dok Ig @tanggraini
Berita Terkini1 bulan ago

Pakar Kepemiluan Minta Pemerintah dan DPR tak Bermanuver Perberat  Parpol non-Parlemen Ikut Pemilu

Berita Terkini1 bulan ago

Sah! Farhan dan Erwin Jadi Walkot dan Wawalkot Bandung Terpilih Periode 2025-2030

Berita Terkini1 bulan ago

Wamendagri Bima Arya: Penguatan Sistem Pemilu Penting guna Menyambut Tahun Emas 2045

Trending