KH Musyaffak: Jika Prabowo Berpasangan dengan Gibran akan Ditinggal Warga NU

Prabowo Subianto bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Foto: @gerindra)

ftnews.co.id, Nganjuk — Dari tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres dan Cawapres), hanya Prabowo Subianto yang belum menentukan nama Cawapres. Sementara pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, sudah mendaftar ke KPU,Kamis (19/10/2023) .

“Jika bakal calon presiden (Capres) Prabowo Subianto tidak memilih Erick Thohir atau Khofiah Indar Parawansa sebagai bakal calon wakil presiden (Cawapres), maka akan ditinggalkan warga Nahdlatul Ulama (NU),” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk, KH Musyaffak Fauzi.

Sampai saat ini, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih belum menentukan pasangan Cawapresnya untuk maju pada Pilpres 2024. Rencananya Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan menentukan bakal Cawapres setelah Rapimnas Partai Golkar, Sabtu (21/10/2023).

Setidaknya ada tiga nama yang diisukan akan digandeng Prabowo, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Erick Thohir, dan Khofifah Indar Parawansa.

“Saya pikir kalau Pak Prabowo berpasangan dengan putri Puan atau Gibran itu akan hilang suara NU-nya. Bukan hanya NU, mungkin suara non-NU pun akan berkurang, itu pendapat saya,” ujar KH Musyaffak Fauzi, yang menyebutkan hal tersebut berdasarkan suara batinnya.

Terlebih lagi melihat Gibran, lanjut kiai Musyaffak, sejauh ini masih kurang dekat dengan komunitas NU dan jarang bersilaturrahim dengan pesantren.

Kiai Musyaffak lagi-lagi menyebut pernyataannya itu semata-mata dari suara batiniyah. “Pokoknya begitu (akan ditinggalkan orang NU), nggak tahu mengapa”.

Kalau mau menggaet suara orang-orang NU pada Pilpres mendatang, Musyaffak meminta Prabowo bisa menggandeng Erick Thohir atau Khofifah. Sebab, “Ya kalau gak Erick ya Khofifah, dua itu yang punya kedekatan dengan NU,” kata Kiai Musyaffak.

Dia menambahkan, sebagai penguasa sebenarnya wajar saja jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan putranya untuk meneruskan kekuasannya. Namun, menurut dia, Gibran masih terlalu muda.

“Pak Jokowi kan manusia biasa. Wajar-wajar saja kalau ingin anaknya ingin meneruskan, tapi harus melihat kan masih muda, jangan dipaksakan lah,” jelas Kiai Musyaffak.

Dia juga berharap kepemimpinan Presiden Jokowi tidak berakhir buruk hanya karena mencalonkan putranya sebagai Cawapres pada Pilpres kali ini.

Kendati begitu, Musyaffak mengingatkan Presiden Jokowi harus mempertimbangkan misalnya, layak tidak untuk masyarakat. Mungkin perlu berpikir jernih.

“Selama ini masyarakat kan mengelu-elukan, nanti setelah ini malah menjadi su’ul khotimah gara-gara memaksakan putranya, kan kurang bagus juga,” kata dia.****

Tutup