Beranda Berita Terkini Ganjar Paling Banyak Dibicarakan di Dunia Maya, Sentimen Positif Capai 77%

Ganjar Paling Banyak Dibicarakan di Dunia Maya, Sentimen Positif Capai 77%

Foto: dok Partai Gelora

ftnews.co.id, Jakarta— Di antara tiga orang bakal calon presiden (Capres), Ganjar Pranowo menempati urutan pertama sosok yang paling sering dibicarakan di dunia maya. Persentase perbincangan popularity digitalnya mencapai 45 %. Sementara Prabowo Subianto sebesar 28 % dan Anies Baswedan 27%. Persentase popularity digital tersebut, merupakan perbincangan positif maupun negatif.

Demikian hasil riset yang disampaikan Head of Lembaga Riset Digital Cakradata Muhammad Nurdiansyah, Minggu (2/7/2023). Riset yang  merupakan kerja sama Lembaga Riset Digital Cakradata dengan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, memotret perbincangan hangat masyarakat di dunia maya mengenai adu pesona bakal calon presiden (bacapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Soal bacapres ini, kita tidak hanya membicarakan tentang popularitasnya saja, tetapi juga tangkapan digital di antara tiga kandidat yang terus ramai diperbicangkan di dunia maya,” kata Endy Kurniawan, Ketua Bidang Rekruitmen Anggota DPN Partai Gelora.

Dadan sapaan akrab Muhammad Nurdiansyah mengungkapkan, pengambilan sample dilakukan pada 16-23 Juni 2023. Kemudian media monitoringnya dilakukan secara fleksibel terhadap tren percakapan dan prosentase popularity digital.

“KIta menyebutnya popularity digital, karena berdasarkan perbicangan warganet didominasi ketiga nama capres yang sudah ada,” katanya.

Ganjar Pranowo, presentase perbincangan popularity digitalnya sebesar 45% , Prabowo 28% dan Anies Baswedan 27%. “Kalau kita komparasikan total percakapannya Ganjar Pranowo lebih unggul 76.000 percakapan. Anies Baswedan 44.625 percakapan dan Prabowo Subianto sebanyak 70.367 percakapan,” ungkpnya.

Sementara menyangkut sintemen perbincangan di dunia maya. Sentimen positif terhadap Ganjar Pranowo sebesar 77%, negatifnya 18 % dan sisanya sintemen netral.

Sedangkan Anies Baswedan, positifnya mencapai  53%, tetapi sentimen negatifnya juga besar mencapai 40% dan sisanya sentimen netral. Lalu,  Prabowo Subianto sentimen negatifnya 20%, dan positifnya 74%, serta sisanya sentimen netral.

“Tetapi ada yang menarik di sini, meskipun Ganjar dan Prabowo lebih unggul, tetapi justru total engagement-nya Anies Baswedan lebih tinggi mencapai  947.000. Kalau Ganjar hanya 831.000-an dan Prabowo hanya sekitar 600-540 ribuan. Hal itu dinyatakan dengan interaksi oleh akun-akun yang memperbincangkan Pak Anies dan memiliki followers yang tinggi,” paparnya.

Dalam riset ini, kata Dadan, juga dibicarakan soal dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. “Di kalangan warganet, keduanya punya potensi besar. Apalagi dari hasil-hasil survei, Pak Prabowo menyalip Pak Ganjar dan Pak Anies,” katanya.

Foto Ganjar-Anis Ibadah Haji

Sementera soal beredarnya foto Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang tengah menjalankan ibadah haji ditemani oleh pasangan masing-masing, setidaknya dapat menurunkan tensi ketegangan antara pendukung Ganjar dan Anies.

“Foto ini memang menimbulkan pro kontra dari kalangan warganet, tetapi perang opini dan ujaran kebencian antara pendukung Ganjar dan Anies, setelah kita analisa, justru memberikan dampak positif. Anies selama dianggap pendukung politik identitas oleh pendukung Ganjar, dengan foto bareng tensinya agak mereda,” katanya.

Sedangkan kebersamaan Prabowo dan Jokowi yang menujukkan tren positif, justru tidak sukai oleh pendukung Prabowo pada Pilpres 2014-2019 lalu. Fitnah terhadap Jokowi oleh pendukung Prabowo pada Pilpres 2014-2019 lalu, kembali dimunculkan bahwa Prabowo tidak suka Jokowi sebenarnya.

“Fitnah dini juga dibumbuhi konten kreator secara kreatif, kalau Prabowo beli alutsista usang dari Qatar. Dan warganet menganggap Prabowo itu figur militer yang kelam ketika masih aktif. Isu ini mulai digoreng, tetapi analisisa isu negatif itu, ternyata tidak mempengaruhi tren positif Prabowo,” katanya.

Dari paparan Lembaga Riset Digital Cakradata, itu kata Endy Kurniawan, maka para sobat Gelora maupun para warganet, sebenarnya sudah bisa menentukan arah dukungan kepada Capresnya, atau paling tidak dapat melihat siapa bacapres yang lebih bagus perfomance-nya aktivitas digitalnya dari ketiga bacapres.

“Tapi jangan lupa, start untuk bacapres ini juga belum mulai. Ini baru fase-fase pemanasan atau warming up. Kita tidak tahu, apakah nanti ada tiga capres, bisa jadi dua capres, atau bertambah jadi empat capres. Kita akan melihat nanti kita kesana, tapi isu ini akan kita perdalam pekan depan,” pungkas Endy Kurniawan.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini