Netty Prasetiyani: PKS Dorong Pemerintah Naikkan Anggaran Kesehatan, Selama Ini Kurang Memadai
ftnews.co.id, Jakarta – Anggaran sektor kesehatan selama ini kurang memadai seiring dengan berkembang dan banyaknya masalah kesehatan. Apalagi, masalah kesehatan bukan hanya bicara penyakit, pasien, tapi juga fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, peralatan kesehatan, dan obat-obatan, yang harganya melambung.
Anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PKS yang juga bakal caleg daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat VIII, Netty Prasetiyani, merasa gregetan dengan anggaran kesehatan selama ini yang disebutnya masih minim atau kurang memadai. Di sisi lain, masalah kesehatan meningkat signifikan.
Perempuan kelahiran Jakarta, 15 Oktober 1969 itu menyebutkan berbagai indikator yang mengkhawatirkan seperti tingginya angka TBC, tingginya angka stunting, dan peningkatan penyakit katastropik seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi Fraksi PKS di DPR RI, yang mendorong peningkatan alokasi anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 10 persen.
Istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan periode 2008–2018 ini menyatakan bagaimana visi Presien untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing bisa terwujud, kalau tidak didukung anggaran memadai.
“Sangat ironis, saat ini alokasi anggaran kesehatan masih minim dan tidak sebanding dengan urgensi dan kompleksitas masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat,” katanya saat ditemui Jumat (9/6).
Netty yang juga anggota Panitia Kerja (panja) RUU Kesehatan juga menyoroti masalah ketidakteraturan sebaran fasilitas kesehatan primer (Faskes) di berbagai daerah.
Menurutnya, banyak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tidak memiliki dokter, dan sarana prasarana Faskes yang terbatas.
Padahal, kesehatan salah satu komponen fundamental dalam upaya membangun SDM yang unggul.
Karena itu, Doktor bidang Ilmu Pemerintahan di Universitas Padjadjaran itu mendorong pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan sebesar 10 persen dalam APBN.
“Saat ini sistem kesehatan nasional kita masih belum kuat. Kita masih rentan terhadap pandemi, sistem pencegahan pun masih lemah,” kata Netty.
Apalagi sistem kesehatan kita masih rentan, katanya, surveilans kesehatan belum didukung dengan sumber daya dan teknologi yang baiki.
Anggota DPR Dapil VIII melingkupi Kab/Kota Cirebon-Indramayu ini juga mengingatkan butuh aksi nyata pemerintah merealisasikan layanan kesehatan yang transformatif.
Sebab, tegasnya, kondisi layanan kesehatan primer maupun layanan rujukan saat ini masih belum optimal dalam melayani masyarakat.***