Taufik Madjid: “Tekad†Sejahterakan Rakyat Malut
ftnews.co.id, Jakarta—Pemilihan Gubernur Maluku Utara baru akan digelar pada 2024. Namun sejumlah nama-nama yang bakal meramaikan bursa calon Gubernur Maluku Utara, sudah mulai bermunculan. Ada politisi, akademisi, birokrasi hingga pengusaha.
Dari kalangan birokrat, ada nama Taufik Madjid. Saat ini pria kelahiran L Ngofa Kiaha, Ternate pada 1 Juli 1971 itu kini menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Taufik  di gadang-gadang masyarakat Maluku Utara untuk menjadi orang nomor satu di Maluku Utara ini lantaran kiprahnya selama ini dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara.
Menurut Taufik, Maluku Utara memiliki sumber daya alam yang besar. Tapi ironisnya, potensi besar tersebut belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Maluku Utara.Tingkat kesejahteraan masyarakat di sana masih jauh dari yang diharapkan. Kemiskinan masih menjadi persoalan yang harus dihadapi Provinsi Maluku Utara. “Ini berarti ada sesuatu yang harus dibenahi,†katanya saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Karena itulah, sebagai putra daerah asal Maluku Utara, Taufik Madjid merasa terpanggil untuk mengentaskan kemiskinan di Maluku Utara. Salah satunya dengan menginisiasi program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Maluku Utara.
Sekadar untuk diketahui, program TEKAD merupakan kerjasama Kemendes PDTT dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD). Program bertujuan untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia, serta menekan tingginya kesenjangan.
Saat ini, program TEKAD ada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah. “Setiap kabupaten ada 20 desa yang menjadi sasaran program ini. Kalau sudah berhasil kita akan perluas di kabupaten lain di Maluku Utara,â€ujar Taufik.
Pentingnya Kemandirian EkonomiÂ
Bagi Taufik, untuk mengatasi kemiskinan di Maluku Utara, perlu dilakukan percepatan kemandirian ekonomi masyarakat. “Dengan adanya kemandirian ekonomi yang berbasis potensi desa, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara berkelanjutan dan menekan angka kemiskinan,â€ujarnya.
Hadirnya program TEKAD juga meningkatkan efektivitas penggunaan dana desa, terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menstabilkan pendapatan warga desa dari kegiatan produksi berbasis potensi desa.
Taufik meyakini, kemandirian ekonomi masyarakat desa, dapat menghasilkan pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. â€Melalui program ini, warga desa dapat berkontribusi terhadap transformasi dan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata,†ujarnya.
Hanya saja, Taufik mengingatkan, percepatan kemandirian ekonomi membutuhkan upaya yang terintegrasi dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, hingga masyarakat. “Dengan adanya sinergi ini, program ini dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa,†ujarnya.
Untuk itu Taufik mengajak semua pihak, terutama pemerintah kabupaten untuk sinergi dan bekerja sama dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengintervensi program ini agar efektif dan tepat sasaran.
Berbeda dengan program penanggulangan kemiskinan lainya, menurut Taufik, program ini menjembatani masyarakat lokal terutama petani dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di desa, seperti menjembatani produk-produk unggulan di desa dengan pasar. “Selama ini kelemahan kita di Indonesia Timur adalah akses pasar yang terbatas,†katanya.
Selain menjembatani pasar, program ini juga mendorong para petani mempunyai skill. Dengan adanya skill, pemanfaatan sumber daya lokal akan memiliki nilai tambah. “Program ini ingin menambah pendapatan keluarga, sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan terutama di desa,†jelas Taufik.
Menurut Taufik, program ini dianggap berhasil kalau masyarakat yang dibina ada produk unggulan yang bisa dijual dan ada pasar yang bisa diakses oleh masyarakat. ***