Beranda Berita Terkini Soal Keinginan Masuk Kubu Prabowo, PAN: PKS Terlatih di Luar Pemerintahan

Soal Keinginan Masuk Kubu Prabowo, PAN: PKS Terlatih di Luar Pemerintahan

Waketum PAN Yandri Susanto /foto: tangkap layar

FTNews, Jakarta— Partai Keadilan Sejahtera mengirim sinyal ingin bergabung dengan kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengikuti jejak teman-teman sekubunya di 01 NasDem dan PKB, menuai respon sejumlah Parpol.

Yang pertama secara terang-terangan menolak PKS masuk kubu Prabowo-Gibran adalah Partai Gelora yang sejak awal memang sudah mendukung Paslon nomor urut 02 itu. Bahkan dengan tajam Sekjen Gelora menyatakan, PKS kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat.

Sementara Waketum PAN Yandri Susanto yang diminta komentarnya oleh wartawan menyebut, semuanya terserah Prabowo sebagai Presiden terpilih. Ia yang menentukan siapa saja Parpol di luar KIM (Koalisi Indonesia Maju) yang diajak bergabung.

“Kalau PAN itu siapa saja yang diajak koalisi di luar Koalisi Indonesia Maju diserahkan kepada Pak Prabowo sebagai presiden terpilih. Saya sudah berulang menyampaikan kalau bagi PAN tidak ada persoalan kalau ada partai baru mau gabung kepada Pak Prabowo sebagai penguatan dalam membangun bangsa ke depan,” ujar Yandri.

Namun katanya, dalam demokrasi diperlukan partai di luar pemerintahan untuk melakukan kontrol. “ PKS juga sudah terlatih di luar (pemerintahan) kan. Bagi PKS di dalam dan di luar ya sama aja,” ucapnya. “Tapi ya terserah Pak Prabowo,” tambahnya seraya menyebut, pihaknya tidak tahu apakah Prabowo mengajak PKS untuk bergabung.

Warning Keras Partai Gelora

Sebagaimana diberitakan,  Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, apabila PKS menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju, maka akan menjadi sinyal pembelahan antara PKS dengan massa ideologisnya.

“Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya,” kata Mahfuz Sidik dalam keterangannya, Sabtu (27/4/2024).

Menurutnya, PKS selama masa kampanye Pilpres 2024, PKS melakukan serangan negatif secara masif kepada Prabowo-Gibran, terutama kepada Gibran Rakabuming Raka, WaliKota Solo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran,” katanya.

Dia mengingatkan publik dengan narasi yang menurutnya muncul dari kalangan PKS. Narasi itu adalah menganalogikan bahwa Nabi Musa tidak perlu berutang kepada Firaun, karena dahulu Anies Baswedan diusung menjadi calon Gubernur Jakarta pada 2017 oleh Partai Gerindra.

Mahfuz juga mengungkapkan bahwa PKS selama ini kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat.

Salah satu contohnya, menurut dia, adalah cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma’ruf Amin pada 2019, yang menurutnya muncul dari PKS.

“Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS,” ujarnya.

Dirinya menegaskan bahwa selama ini Jokowi dan Prabowo telah mengingatkan untuk tidak menarasikan membelah politik dan ideologi.

“Narasi-narasi yang beresiko membelah lagi masyarakat secara politis dan ideologis. Padahal itu yang sering diingatkan oleh Presiden Jokowi dan capres Prabowo,” kata Mahfuz.***

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini