Beranda Berita Terkini Soal Jatah 5 Menteri, Pengamat: Sudah Ada Kesepakatan Prabowo dan Airlangga!

Soal Jatah 5 Menteri, Pengamat: Sudah Ada Kesepakatan Prabowo dan Airlangga!

Prabowo Subianto dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto/foto: dok Partai Golkar

FTNews, Jakarta— Akhir-akhir ini ramat diperbincangkan ucapan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menyebut partainya layak mendapat jatah kursi di kabinet (Prabowo-Gibran) mendatang minimal 5 kursi. Alasannya, partai beringin yang dipimpinnya berkontribusi cukup banyak dalam pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres.

Sebagai catatan, Golkar juga menang dalam Pemilu 2024 di 15 dari 38 provinsi se-Indonesia

Pernyataan Airlangga lantas mendapat beragam respon. Bahkan Ketua Harian Partai Gerindra Prof Sufmi Dasco Ahmad juga ikut memberi respon. Menurutnya, minta jatah menteri berapa pun dapat dilihat dari kinerja dan dukungan pada waktu Pilpres lalu.

“Sehingga jangankan lima, kalau kita nilai kerjanya maksimal, mungkin bisa lebih, atau juga sebaliknya,” tegas Sufmi.

Dilansir laman Partai Golkar, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai pernyataan Airlangga tersebut sangat wajar apabila dilihat dari perspektif politik.

Menurut dia, pembagian kekuasaan atau power sharing biasa dilakukan sebelum dan setelah kemenangan dalam kontestasi politik.

Dia meyakini sudah ada kesepakatan politik antara Airlangga dengan Prabowo apabila pasangan Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024.

“Saya meyakini sudah ada kesepakatan, mungkin Airlangga katakan itu dalam rangka ‘menagih’ apa yang telah disepakati diawal. Saya mendengar informasi dari internal Golkar sebelum pelaksanaan Pemilu 2024 bahwa Golkar minimal mendapatkan lima kursi menteri, sehingga wajar ketika Airlangga ucapkan itu,” kata Ujang, dilansir laman Partai Golkar.

Ujang juga menilai sangat wajar ketika Golkar minimal mendapatkan lima kursi di kabinet Prabowo-Gibran.

Itu disebabkan karena Golkar menjadi partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendapatkan suara terbanyak di pemilu 2024.

“Kekuatan Golkar menjadi prioritas bagi Prabowo. Kenapa itu penting karena ketika pemerintahan berjalan ke depan lalu Golkar merasa aman dan nyaman di koalisi Prabowo-Gibran, maka Golkar akan habis-habisan dukung Prabowo,” ujarnya.

Namun justru sebaliknya menurut Ujang, jika Golkar dikasih sedikit jumlah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran, maka partai berlambang beringin itu akan bermain setengah mendukung sehingga berefek tidak baik bagi Prabowo-Gibran.

Ujang meyakini Prabowo akan berhitung cermat untuk memberikan kursi menteri bagi Golkar.

Karena ketika salah ambil keputusan, maka bisa menyebabkan Golkar kecewa sehingga mempengaruhi internal koalisi.

“Prabowo akan berpikir bagaimana caranya agar Golkar nyaman dan dapat terakomodir. Koalisi Indonesia Maju kan ada Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN, maka siapa partai yang menang pemilu maka mendapatkan jumlah kursi menteri yang proporsional,” ujarnya.

Ujang mengingatkan bahwa power sharing dan kesepakatan politik merupakan hal yang wajar khususnya dalam konteks pemenang kontestasi politik pasti akan bicara terkait “siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana”.

Karena itu dia menilai sangat wajar ketika Airlangga menyampaikan pernyataan bahwa minimal Golkar mendapatkan lima kursi menteri.

“Pernyataan itu tidak wajar kalau Golkar suaranya kecil namun kenyataannya suara Golkar mengalami kenaikan signifikan,” tegasnya.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini