Sering Dijelek-jelekkan Pihak Tertentu, Prabowo: Enggak Ada Urusan!

(Foto: instagram Prabowo Subianto)

ftnews.co.id, Jakarta—  Bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto mengaku tidak peduli dengan banyaknya elite menjelek-jelekkan dirinya. Yang terpenting baginya adalah rakyat desa mencintainya.

“Banyak orang elite menjelek-jelekkan Prabowo, yang penting rakyat desa cinta sama Prabowo, saudara-saudara,” ucapnya saat menerima deklarasi Induk Koperasi Unit Desa (KUD) di Jakarta.

Prabowo mengatakan ia lebih baik dicintai oleh rakyat daripada mengurusi narasi negatif dari para elite.

“Lebih baik saya dicintai oleh rakyat dan saya dihina oleh mereka-mereka itu, saya enggak ada urusan. Lebih baik saya setia, saya lebih setia kepada rakyat saya di desa-desa,” imbuh Prabowo tanpa menyebut siapa elite yang dimaksud.

Di bagian lain Prabowo juga menyatakan rasa bangga sekaligus syukur mendapat dukungan dari pengurus Induk KUD atau INKUD. Prabowo mengaku merasa terhormat dan bangga dengan dukungan yang diberikan. “Saya merasa sangat bahagia karena dipercaya oleh saudara-saudara sekalian oleh INKUD, Induk Koperasi Unit Desa,” katanya.

Prabowo menyebut koperasi tidak luput dari ejekan karena cenderung dicitrakan sebagai hal yang gagal. Prabowo mengakui memang ada koperasi yang gagal, tetapi ada pula koperasi yang berhasil.

“Tetapi beberapa yang gagal itu dibesar-besarkan, sehingga semua gerakan koperasi itu salah, keliru, dan gagal. Bahkan dulu ada ejekan bahwa KUD singkatannya adalah Ketua Untung Duluan. Ini narasi yang dibangun supaya kita patah semangat. Supaya kita tidak percaya diri,” katanya.

Menurut Prabowo, koperasi merupakan bagian dari sejarah perjuangan Indonesia. Koperasi merupakan contoh dari filosofi sapu lidi. “Filosofi koperasi adalah filosofi sapu lidi. Satu lidi lemah, gampang patah, tapi seratus lidi disatukan tidak bisa dipatahkan. Ini filosofi koperasi,” katanya.

Koperasi harus menjadi pilar pembangunan. Dia menginginkan koperasi memiliki perusahaan-perusahaan besar.

“Cita-cita saya, impian saya nanti, pabrik-pabrik besar, smelter-smelter besar, pabrik pupuk nanti milik koperasi. Saya bermimpi, perusahaan-perusahaan besar dimiliki oleh koperasi. Saya bermimpi, nanti perusahaan-perusahaan perikanan kita, kapal-kapal ikan kita yang besar-besar dimiliki oleh koperasi-koperasi nelayan,” katanya.

Ia juga memimpikan koperasi bisa berjalan berdampingan dengan baik bersama perusahaan swasta maupun dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Seperti negara-negara maju lainnya. Saya bermimpi bahwa nanti ekonomi kita akan hidup berdampingan dengan baik. Si pengusaha swasta monggo (silakan), si koperasi monggo, si BUMN monggo. Mari bersama-sama kita meraih kemakmuran untuk rakyat kita,” ujarnya.***

Tutup