Program Makan Siang dan Susu Gratis Bisa Genjot Perekonomian
FTNews, Garut — Program makan siang dan susu gratis yang digulirkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran diyakini selain akan meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM), tapi juga meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Program makan siang dan susu gratis yang menjadi program unggulan Paslon Prabowo-Gibran akan menjadikan generasi yang hebat atau SDM unggul,” jelas anggota DPRD Garut Jawa Barat Deden Sopian, di Garut, Kamis (28/12/2023).
Menurut dia, paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran sudah menyiapkan program peningkatan pendapatan dengan membentuk lembaga khusus di bawah Presiden guna menampung pendapatan negara.
Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu pembiayaan pembangunan yang sekarang sedang berjalan, termasuk untuk anggaran sebesar Rp400 triliun program makan siang dan susu gratis untuk siswa SD-SMA.
“Dampak dari program itu, banyak petani, peternak dan pekerja di sekolah yang diberdayakan,” kata Deden Sopian, yang juga Ketua Fraksi dan Wakil Ketua bidang Organisasi DPD Golkar Kabupaten Garut itu.
Pada acara debat Cawapres Jumat (22/12/2023), kata Deden, sedikit diurai Gibran dengan peningkatan penerimaan pajak sekitar 23 persen.
Gibran mengistilahkan tidak akan berburu di kebun Binatang. Artinya, tidak akan menaikan pajak yang sudah normal berjalan.
Tetapi peningkatannya akan memperluas potensi pajak dengan memunculkan pengusaha dan usaha-usaha baru yang dibina serta diberikan modal usaha. Dengan begitu, mereka yang dibina bisa maju dan memberikan kontribusi berupa pajak.
Selain usaha itu, tentunya mereka juga telah berhitung berapa peningkatan pajak dengan program hilirisasi yang dari tahun ke tahun terus bertambah dari semua komoditi, seperti tambang, perikanan, pertanian dan yang lainnya.
“Program makan siang dan minum susu gratis sangat terukur serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan UMKM pedesaan,” ujar Deden.
Selain akan mencetak SDM unggul dalam menyongsong Indonesia Emas, program penomenal Jokowi (Hilirisasi) yang akan berlanjut dengan penyempurnaan akan menambah terang Indonesia menuju negara emas di tahun 2045.
Deden mengatakan, sosok pemimpin yang berwawasan jauh ke depan, jeli menangkap peluang, inovatif dan kreatif tentunya dibutuhkan juga di tingkat daerah.
“Kabupaten Garut punya potensi yang cukup besar jika dibanding daerah lain. Baik pariwisata, pertanian, hasil hutan dan peternakan. Jumlah penduduk yang hamper 2.7 juta jiwa merupakan potensi pasar yang cukup besar,” ungkap Deden Sopian.
“PAD (Pendapatan Asli Daerah) merupakan cerminan kreatif dan inovatif suatu daerah. Karena di manapun bahwa kemandirian itu tercermin dari berapa prosentase PAD terhadap APBD,” katanya.
Garut, lanjut dia, sampai saat ini baru mampu menyumbang PAD 12 persen atau sekitar Rp570 miliar dari APBD. Ini tentunya masih jauh dari kriteria mandiri. Di mana minimal 35 persen atau sekitar Rp1,7 triliun dari APBD yang saat ini sekitar Rp5 miliar,” kata Deden.***
Warning: Undefined variable $args in /www/wwwroot/pemilunesia.com/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-related.php on line 47