Beranda Berita Terkini Praktisi Komunikasi Politik Mengupas Besarnya Dukungan ke Prabowo Gibran

Praktisi Komunikasi Politik Mengupas Besarnya Dukungan ke Prabowo Gibran

Irfan Asy'ari Sudirman Wahid (Ipang Wahid), Praktisi Komunikasi Politik dan Digital Marketing/foto: dok Partai Gelora

FTNews, Jakarta— Praktisi Komunikasi Politik dan Digital Marketing Irfan Asy’ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid mengatakan, pasca Debat Capres ketiga beberapa lalu, ada arus dukungan yang besar ke Prabowo Subianto.

“Respon terhadap debat ketiga justru menggerakkan arus dukungan ke Prabowo. Ini termasuk ibu mertua saya, setelah menonton debat tidak mau mendukung calon itu, terlalu menyeramkan. Karakter pemilih kita itu berbeda dengan Amerika, dalam konteks di Indonesia, itu berbeda. Tidak bisa apa yang dilakukan Anies Baswedan, itu diterima di kita,” kata Ipang.

Menurut beberapa orang Indonesia, kata Ipang, apa yang dilakukan Anies di luar kepantasan, adat ketimuran kesopanan yang ada di Indonesia. Sehingga Anies dihukum dalam tanda kutip oleh publik.

“Kalau Ganjar ini kesalahan strategi dari PDIP memusuhi Jokowi, meskipun pada akhirnya diralat, tetapi itu sudah terlambat. Pemilih Jokowi sebagian besar beralih ke Prabowo. Salah kalau Ganjar musuhi Jokowi, karena kepuasan publik kepada Jokowi approval rating-nya di atas 70 persen,” katanya.

Ipang menegaskan, program ‘Desak Anies’, kasus penurunan videotron dan pemakzulan, tidak akan mengubah pilihan pemilih ke Anies, apalagi jaket bomber Ganjar Pranowo.

“Ibu-ibu itu justru bersimpati kepada Prabowo yang menahan emosinya di serang sampai begitu, dia sekuat tenaga menahan, itu luar biasa. Faktor ini yang dilihat, kenapa ada arus dukungan ke Prabowo pasca debat ketiga,” katanya.

Putra KH Solahudin Wahid ini menilai Anies atau Ganjar masih punya harapan maju ke putaran ke dua, karena upaya Pilpres diselesaikan satu putaran belum 100 persen.

“Jangan putus asa, coba ikut putaran ke dua, keduanya berpeluang, punya harapan. Caranya nomor satu menghindari blunder, sikap idealisme mereka justu menguntungkan pihak lain. Itu yang harus ditimbang sama Anies dan Ganjar,” katanya.

Ipang juga sependapat bahwa sisa debat capres-cawapres yang tinggal dua kali lagi, tidak akan mengubah pilihan publik ke Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

“Tetapi karena Pilpres ini bicara lima tahun ke depan, politik itu tidak hanya selesai Pilpres saja, tetapi 5 tahun ke depan juga harus dihitung. Saya sudah 5 kali ngurusin  Pilpres, nggak usah dibawa ke perasaan, apalagi bermusuhan antara suami istri, antar keluarga atau lainnya. Saya ini bicara pakai data, bukan perasaan,” pungkas Ipang Wahid.***

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini