Beranda Berita Terkini Mulya Amri Bicara tentang Gibran dan Peluang Anak Muda Memimpin Indonesia

Mulya Amri Bicara tentang Gibran dan Peluang Anak Muda Memimpin Indonesia

Mulya Amri, Anggota Dewan Pakar TKN Probo Gibran, Falulty Chair Golkar Institute/foto: dok Partai Gelora

FYNews, Jakarta— Hasil survey menyebut, para pemilih muda cenderung mendukung partai atau calon pemimpin yang mengangkat topik-topik yang menjadi kepentingan anak muda. Jadi dalam memilih pemimpin mereka tidak melihat usia si calon atau bagaimana gaya si calon.

“Bahwa kebetulan si calon adalah memang anak muda, itu dianggap sebagai bonus saja. Karena yang penting bagi anak muda, apakah itu orang tua atau pun anak muda, yang penting calon tersebut mengangkat topik-topik yang menjadi kepentingan anak muda,” papar Mulya Amri, Anggota Dewan Pakae TKN Prabowo-Gibran.

Nah, kebetulan kandidatnya adalah Gibran Rakabuming Raka yang bukan hanya anak muda tapi dia juga mampu mengangkat topik-topik yang disukai anak muda. Seperti ‘future economic’, ‘the future world’, dll.

“Dalam bahasa kita, ’Apa yang terjadi dengan Indonesia dalam 10-15-20 tahun ke depan. Dalam 22 tahun lagi kita akan mencapai Indonesia Emas 2045. Tentunya kita akan menghadapi dunia yang sangat berbeda dan Indonesia harus bertransformasi,” ungkap Mulya yang juga Faculty Chair Golkar Institute.

Terkait dengan hal-hal tersebut, kata Mulya, Gibran dapat menyampaikannya dengan baik dibanding Cawapres lainnya.

“Persiapan menuju ekonomi masa depan, dunia masa depan. Beliau mengangkat soal hilirisasi bukan hanya tentang pertambangan, tapi juga hilirisasi digital, pertanian, perikanan, ekonomi kreatif, raja ekonomi hijau dunia,” ujarnya.

Hal ini, lanjut Mulya, salah satu topik yang menjadi perhatian anak muda, yaitu ekonomi hijau soal perlindungan lingkungan hidup, transisi energi. Tak heran karena banyak lapangan pekerjaan yang terbuka sekarang ini adalah pekerjaan yang mengarah pada topik-topik tersebut.

“Jadi bagi anak muda, kalau bicara soal energi hijau, itu bukan hanya bicara idelisme. Bukan hanya bicara tentang perlindungan lingkungan hidup tapi juga bicara tetang masa depan pekerjaan mereka. Adanya di sana. Ahli-ahli  transisi energi itu sangat dibutuhkan di masa depan, dan mas Gibran menyampaikan itu. Ahli-ahli artificial intelligence, robotic. perbankan syariah, dll, kripto, itu masa depan adanya di sana,” papar Mulya.

Jadi, lanjutnya, tepat sekali Gibran menyebut soal future challenges. Bahwa, di masa depan kita akan menghadapi berbagai tantangan dan mengubah itu menjadi kesempatan. Agar tantangan itu bisa berubah menajdi kesempatan maka kita harus memiliki future skill. “Jadi itu nyambung sekali,” katanya.

Mulya menyebut penampilan Gibran yang luar biasa pada Debat Cawapres lalu, sungguh surprise. Karena sebelumnya, banyak yang under estimate kemampuannya. Ternyata melalui debat tersebut, terlihat bahwa Gibran sanggup dan layak bersanding dengan para Cawapres lain yang lebih senior, tokoh-tokoh yang dikagumi seperti  Mahfud Md dan Muhaimin Iskandar.

Mas Gibran, katanya, bukan hanya hadir dan mengimbangi tapi juga bisa memberi warna tersendiri yang memikat hati pemirsa dan pemilih.

“Kalau dari pantauan kami, beliau bukan hanya mengerti satu topik saja, bukan hanya soal hukum dan HAM, sosial, tapi juga masalah ekonomi. Beliau membuktikan sangat menguasai ekonomi. Tentunya sebagai Cawapres, Gibran diharapkan dapat menguasai berbagai topik. Dalam debat lalu, Mas Gibran terlihat cukup menguasai topik ekonomi dan mengumpulkan poin  yang sangat mumpuni dalam debat tersebut,” ucap Mulya.

Di luar itu, hal menonjol lainnya adalah bagaimana dia menyapa anak muda. Ini menjadi kekuatan kubu Prabowo-Gibran yang memiliki Wakil Presiden yang betul-betul anak muda. “Jadi ketika menyapa anak muda terdengar sangat otentik, ya, karena memang Mas Gibran anak muda. Mas Gibran satu satunya yang saya lihat yang bicara sangat baik dalam bahasa masa depan,” jelas Mulya panjang-lebar.

Membuka Pintu Anak Muda

Mulya Amri berpandangan tampilnya Gibran juga membuka banyak kesempatan bagi pemimpin-pemimpin politik muda Indonesia ke depannya. Dia, kata Mulya, di Golkar Institute secara rutin menyelenggakan executive education program for young political leaders. Sudah 14 angkatan dengan  500 lebih alumninya.

Dan ini focus pada pemimpin-pemimpin politik muda Indonesia. Bukan hanya dari Partai Golkar. Ini terbuka. Dan Gibran membuka pintu bagi pemimpin pemimpin politik muda dari seluruh partai di Indonesia bahwa anak-anak muda ternyata bisa.

“Golkar memiliki pemimpin-pemimpin muda under fourty di DPR seperti Puteri Komarudin, Dyah Roro, yang Menteri atau Wamen ada Dito Ariotedjo,” tuturnya.

Ini memberikan ruang bagi anak anak muda untuk maju dan membuktikan, mengklaim ruang ini bahwa anak muda layak memimpin Indonesia ke depan. Tentunya tetap dengan bimbingan  tokoh-tokoh yang lebih senior. “Kita membangun Indonesia bersama,” tutupnya.***

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini