Mendagri: Pilkada Serentak untuk Samakan Visi Misi antara PRJMN dan RPJMD

Mendagri Tito berbicara di Rapim Polri di Gedung Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Kamis (29/2/2024)/foto: Puspen Kemendagri

FTNews, Jakarta— Setelah Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif, Indonesia juga akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tahun ini. Menurut Mendagri Tito Karnavian digelarnya Pilkada serentak ini guna menyamakan arah atau visi-misi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Pasalnya, selama ini terjadi ketidakparalelan antara masa jabatan di level nasional dengan di level daerah. Hal ini mengakibatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) seakan memiliki visi-misinya tersendiri. Untuk itulah, hal ini dilakukan penataan.

“Yaitu untuk memperbaiki sistem tata pemerintahan, yang selama ini antara melaksanakan jabatan presiden, wakil presiden, gubernur dan bupati/wali kota tidak paralel,” papar Mendagri Tito dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri di Gedung Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Kamis (29/2/2024).

Dalam kesempatan itu, Tito juga menyampaikan apresiasinya kepada Polri atas perannya dalam mengamankan Pemilu 2024.

“Yang pertama adalah menjaga iklim demokrasi pasca-Pemilu 14 Februari, (sesuai) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, kita sudah memasuki tahap yang penting. Kita semua bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, terima kasih banyak kepada seluruh jajaran Polri yang telah menyelesaikan (tugasnya) dengan sangat baik,” katanya.

Pemilu di Indonesia, lanjut Tito, merupakan yang terbesar yang dilakukan dalam satu hari di dunia. Dia membandingkan dengan pelaksanaan di negara lain seperti Cina dan Amerika Serikat.

Meskipun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan Pemilu, katanya, secara umum penyelenggaraan dan pengamanan yang dilakukan oleh Polri dan seluruh stakeholder telah berhasil dan sukses.

“Mengatur 1.000 orang yang ada di dalam ruangan saja tidak gampang, apalagi 200 juta orang, tentunya, sangat tidak gampang. Dan kita bisa melaksanakan itu dengan baik. Terlepas pasti ada kekurangan-kekurangan, pasti. Tapi ya secara umum maksud saya berhasil, dan dunia memberikan apresiasi pada Indonesia,” tambahnya.

Selanjutnya, pada masa penghitungan suara yang tengah berjalan saat ini, Tito meminta agar Polri tidak lengah dalam menjaga keamanan. Quick count yang dilakukan oleh berbagai lembaga bisa menjadi referensi, tetapi yang utama adalah penghitungan secara manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Penghitungan suara ini perlu dijaga, terutama di tingkat lokal.

“Mempertahankan keamanan menjadi sangat-sangat penting,” tandasnya.***

Tutup