ftnews.co.id, Jakarta- Manuver Nasdem yang disebut bakal menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, cukup membuat heboh publik.
Dikatakan Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad, manuver tersebut sangat potensial menimbulkan gempa politik yang cukup besar.
“Tidak hanya dalam blok koalisi perubahan dan persatuan saja, namun juga di blok koalisi partai-partai pengusung Prabowo Subianto. Meski demikian, kecil kemungkinan koalisi yang dinahkodai oleh Partai Gerindra dan blok koalisi yang dinahkodai oleh PDIP akan bubar,”ujarnya.
Bergabungnya PKB ke koalisi perubahan yang diinisiasi Nasdem, katanya, juga sangat terbuka. Apalagi jika Cak Imin mendapatkan tawaran tiket Cawapres dari Nasdem dan Anies Baswedan.
“Ini tentu membawa konsekuensi politik lanjutan. Jika Cak Imin (PKB) benar-benar gabung ke Nasdem mengusung Anies, maka sangat besar peluangnya terjadi perubahan komposisi blok koalisi partai-partai kubu Prabowo (Gerindra dkk) dan juga blok koalisi perubahan dan persatuan (KPP) sendiri,”paparnya.
Dosen Komunikasi Politik Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga menyebut, manuver Cak Imin ini mengguncang dua blok koalisi sekaligus, koalisi partai-partai pendukung Prabowo dan sekaligus partai-partai yang selama ini menominasikan Anies sebagai Capres.
“Mayoritas data-data survei dari lemabaga-lembaga tersebut juga menunjukkan elektabilitas Cak Imin juga masih sangat rendah. Namun, kalau keduanya dipasangkan, bukan tidak mungkin, daya elevasi elektabilitas Anies meningkat cukup tajam,”pungkasnya.