LSI Denny JA: Efek Jokowi Dongkrak Elektabilitas Prabowo-Gibran

(Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/foto: Jay, Humas Setkab)

FTNews, Jakarta — Hasil survei LSI Denny JA, di akhir Desember 2023 dan di awal Januari 2024 menyatakan tingkat kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Jokowi sebesar 78 persen.

Denny menyebut, approval rating atas Jokowi selalu bergerak di angka 75%- 81%. Ini situasi yang begitu kuat bagi efek Jokowi dalam opini publik. Situasi itu menguntungkan pasangan presiden dan wakil presiden yang terasosiasi paling kuat dengan Jokowi.

“Ini approval rating terhadap presiden yang tinggi sekali. Sejak bulan Juni hingga Desember 2023, LSI Denny JA, setiap bulan melakukan survei nasional. Bahkan mulai bulan November, survei nasional itu dikerjakan setiap 2 minggu,” jelas Denny JA, dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Menurut dia, di bulan Januari 2024, satu bulan lagi menuju hari pencoblosan 14 Februari 2024, Presiden Jokowi masih sangat populer.

“Suka ataupun tidak suka, situasi Jokowi akan ikut mempengaruhi pasangan capres dan cawapres yang menang dan yang kalah dalam pertarungan 2024,” jelas Denny.

Dalam survei LSI Denny JA juga tergambarkan opini terhadap ruang publik Indonesia dalam lima dimensinya. Bagaimana persepsi publik terhadap ekonomi nasional, hukum nasional, politik nasional, keamanan nasional, dan sosial budaya.

Sementara yang mengatakan situasi sekarang buruk dan sangat buruk jauh di bawah 30%. Yang mengatakan situasi sekarang ini sedang dan baik- baik saja, atau sangat baik, totalnya di atas 50%.

Dari lima dimensi ruang publik ini bisa kita katakan situasi politik dan ekonomi, keamanan, dan budaya Indonesia “stabil- stabil saja,” tidak meresahkan publik luas. Ini rapor biru Jokowi di lima dimensi ruang publik.

Denny juga menjelaskan, dari hasil survei ini terlihat pula bagaimana publik menilai situasi nasional dalam rentang waktu. Misalnya, soal ekonomi nasional mereka bandingkan kondisi sekarang dibanding sebelumnya di tahun lalu. Atau ekonomi nasional sekarang dibandingkan persepsi mereka untuk tahun depan.

“Yang mengatakan suasananya baik dan sedang selalu di atas 50%. Satu- satunya variabel yang menyatakan situasi saat ini makin buruk dan sangat buruk, dengan total di atas 50%, hanya terjadi di satu variabel saja. Yaitu soal pengangguran,” kata Denny.

Sedangkan isu pengangguran adalah satu-satunya isu di ruang publik yang menjadi rapor merah Jokowi. Tapi di luar isu pengangguran, semua hal lain baik-baik saja.

“Mengapa kita katakan situasi Jokowi ini akan mempengaruhi menang dan kalah pasangan presiden? Itu bisa dijelaskan dalam satu persoalan. Yaitu distribusi tingkat kepuasan dan ketidak puasan atas kinerja Jokowi kepada pasangan capres dan cawapres,” kata dia.

Denny mengatakan, mereka yang puas kepada Jokowi, sebesar 47,7% mendukung Prabowo dan Gibran. Hampir separuh dari mereka yang puas. pada Jokowi memberikan dukungannya kepada Prabowo dan Gibran.

Setelah itu, kepada Ganjar dan Mahfud, di angka 26,4%. Yang diperoleh Ganjar dan mahfud hanya sedikit di atas separuh dibandingkan yang diperoleh Prabowo dan Gibran.

Sedangkan Anies dan Muhaimin mendapatkan porsi paling kecil dari ‘kue tingkat kepuasan atas Jokowi’: sekitar 19,7% saja.

“Tapi untuk porsi yang tak puas dengan kinerja Jokowi, hal sebaliknya yang terjadi. Anies dan muhaimin pada porsi ini mendapatkan jatah dukungan paling besar,” jelas Denny.

Sementara, mereka yang menyatakan tidak puas kepada kinerja Jokowi 46,9% memberi dukungan kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Setelah itu, kata Denny, sebanyak 28,1 persen yang tak puas atas Jokowi lari ke Prabowo dan Gibran. Sedangkan Ganjar dan Mahfud mendapatkan jatah sebanyak 10,1% saja.

“Inilah situasi struktur suara seputar Jokowi. Mereka yang puas pada Jokowi hampir separuh pergi ke Prabowo. Mereka yang tak puas pada Jokowi hampir separuh lari ke Anies,” ujar Denny.

Masalahnya, lanjut Denny, kantong suara yang puas pada Jokowi itu empat kali lebih besar dibanding kantong suara yang tidak puas kepada Jokowi.

“Yang puas pada Jokowi, angkanya 78%. Sedangkan yang tidak puas dengan Jokowi, angkanya hanya 20%,” katanya.

Prabowo dan Gibran menguasai kantong suara, yang luasnya sebesar 78% (Puas Jokowi). Sedangkan Anies dan Muhaimin menguasai kantong suara yang kotaknya hanya 20% saja (Tak puas Jokowi).

“Hanya cukup dengan melihat struktur suara (kepuasan) atas Jokowi, pasangan Prabowo- Gibran yang paling memperoleh berkahnya,” ujar Denny.***


Warning: Undefined variable $args in /www/wwwroot/pemilunesia.com/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-related.php on line 47
Tutup