Beranda Berita Terkini KPU akan Gunakan Alat Kontrol Antisipasi Nama Ganda di DPT

KPU akan Gunakan Alat Kontrol Antisipasi Nama Ganda di DPT

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari. Foto. Dok. KPU RI

FTNews — Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggunakan alat kontrol untuk mengantisipasi nama ganda dalam daftar pemilih tetap (DPT). Nah seperti apa alat kontrol yang dimaksud tersebut.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari menyatakan pihaknya akan menyediakan alat kontrol seperti daftar hadir untuk mengantisipasi terjadinya nama ganda dalam DPT.

“Kami ingin pastikan sekiranya ada nama yang ganda, itu kita pastikan alat kontrolnya dengan daftar hadir,” ujar Hasyim disela menanggapi temuan Migrant Care yang menyebut ada 3.238 nama ganda pada DPT Johor Baru, Malaysia, di Kantor KPU, Jumat (2/2/2024).

Jadi, lanjut Hasyim, nanti orang yang hadir mengisi daftar hadir dulu untuk memastikan bahwa yang hadir adalah memang namanya ini, sebagaimana yang ada di DPT.

Di sisi lain, Hasyim mengatakan pihaknya tidak menutup diri untuk melakukan koreksi, terutama berkaitan dengan nama ganda dalam DPT.

Kendeti begitu, kata dia, kalau kenyataannya masih ada nama ganda KPU tidak menutup diri untuk dilakukan koreksi supaya menghindari potensi digunakannya nama-nama itu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Nah yang di Malaysia sedang ditelusuri. Kurang lebih metodenya juga akan sama dari DPT itu akan ditelusuri kembali walaupun sebetulnya ketika proses pemutakhiran daftar pemilih sudah ada salah satu tahapan, yaitu analisis kegandaan,” kata Hasyim di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat.

Hasyim menjelaskan analisis kegandaan dilakukan oleh KPU RI dari semua tingkatan, baik tingkat kabupaten/kota masing-masing, antarkabupaten/kota lintas provinsi, maupun antara pemilih di dalam negeri dan pemilih di luar negeri.

Walaupun demikian, Hasyim mengatakan terjadinya nama ganda pada DPT merupakan hal yang wajar.

“Ya namanya kegiatan pemutakhiran data pemilih sudah dilakukan untuk menganalisis kegandaan. Yang namanya data jutaan itu kalau kelewatan ya saya kira masih wajar,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo dalam konferensi persnya di Bawaslu RI, Jakarta, Kamis (1/2/2024), mengatakan bahwa selain 3.238 nama ganda dalam DPT Johor Bahru.

Migrant Care juga menemukan banyak data ganjil, yakni sekitar 24 orang dari DPTLN Johor Bahru bertuliskan alamat Indonesia dan 19 nama dalam data tertulis beralamat ‘bercuti/rehat/pulang’.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini