Jubir PDIP Meyakini Tren Kenaikan Elektabilitas Pramono-Rano akan Berlanjut, Ini Penyebabnya!

Pramono Anung-Rano Karno (Si Doel)/Foto: tangkap layar

FTNews, Jakarta— Juru Bicara PDI Perjuangan Chico Hakim menyatakan tren positif yang ditunjukkan pasangan Pramono Anung-Rano Si Doel Karno patut disyukur. Tren kenaikan pasangan ini, kata Chico, diperkirakan akan terus meningkat sampai hari pemilihan 27 November mendatang.

Pernyataan Chico ini untuk merespon hasil survey Lembaga Survei Indonesia (LSI). Survey LSI yang digelar 10-17 Oktober 2024 memperlihatkan hasil, Parmono Anung-Rano Karno unggul  dengan dukungan 41.6% mengalahkan Ridwan Kamil-Suswono yang meraih 37,4%.

“Pasangan Komjen Pol. (Purn) Dharma Pongrekun, MM dan Dr. Ir. R. Kun Wardana Abyoto mendapat dukungan sebesar 6.6%. Sisanya merupakan massa mengambang sekitar 14.4%,” papar Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif LSI, Rabu (23/10/2024).

Menurut Chico meningkatnya elektabilitas pasangan ini, tak lepas dari elektabilitas dan popularitas Rano Karno yang dikenal luas di masyarakat sebagai Si Doel.

“Pada prinsipnya kami bersyukur dan kami melihat justru tren kenaikan ini tidak akan berhenti sampai di sini, ini akan naik terus sampai di hari pemilihan nanti, karena masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan ada sekian persen, bisa dicek lagi nanti hasil survei,” kata Juru bicara PDI Perjuangan Chico Hakim kepada wartawan, Rabu (23/10).

Chico mengatakan hasil ini juga dibantu dari elektabilitas dan popularitas sosok Rano Karno atau ‘Si Doel’. Dia menyebut Pramono dan Rano bagaikan dwitunggal yang saling melengkapi.

“Belum dikenalnya Mas Pram saja surveinya sudah menunjukkan keunggulan dan ini tentu juga dibantu oleh popularitas dan elektabilitas dari Bang Doel. Pramono dan Rano bagaikan dwitunggal yang saling melengkapi,” ucap Chico dilansir gesuri.id

Hasil cukup baik untuk pasangan Pram-Rano ini menjadi motivasi tersendiri untuk lebih meningkat lagi. Untuk itu, Pram dan Rano akan terus berkampanye sekaligus menyiapan strategi-strategi selanjutnya.

“Kami tidak akan jumawa berusaha untuk tidak lengah dan tetap fokus sesuai jalur yang telah kita tetapkan dalam kampanye dan sesuai strategi-strategi yang telah kita siapkan bahkan akan dua kali lebih semangat lagi,” ujarnya.

“Karena hasil survei yamg menggembirakan dan kami yakin ini adalah satu hasil survei yang akan disusul dengan hasil-hasil survei lain yang kredibel, tentunya kami yakin juga akan kurang lebih menunjukkan angka-angka yang serupa,” ucap Chico.

Survei LSI

Selain menunjukkan peningkatan pada pasangan Pramono-Rano, hasil survey LSI juga mengungkap bahwa Rano Karno adalah calon terpopuler. Rano mengalahkan Ridwan Kamil dengan meraih 96,2%, sementara RK meraih 94,7%, Pramono Anung 61.2%. Nama lain popularitasnya masih dibawah 30%.

Dari calon-calon terpopuler, Rano Karno (Si Doel) paling disukai 86.8%, kemudian M. Ridwan Kamil 73%, dan Pramono Anung 67.4% dari yang mengenal namanya.

Nilai rata-rata citra personal M. Ridwan Kamil paling tinggi, kemudian Pramono Anung, dan Dharma Pongrekun.

Pada simulasi Top Of Mind, M. Ridwan Kamil paling banyak disebut 26.1%, kemudian Pramono Agung 16.7%, Rano Karno (Si Doel) 14.5%, nama lain jauh lebih rendah. Belum menentukan pilihan 32.4%.

 

Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono Turun

Berdasarkan hasil survei, terlihat ada kecenderungan elektabilitas pasangan Ridwan Kamil – Suswono mengalami penurunan, sedangkan elektabilitas pasangan Pramono – Rano cenderung naik. Elektabilitas pasangan Dharma – Kun cenderung stabil.

“Pada kondisi elektabilitas sekarang maka potensi Pilkada Jakarta untuk dua putaran menjadi besar,” ucap Djayadi.

Namun, lanjutnya, bila tren kenaikan elektabilitas Pramono – Rano terus naik, atau bila Ridwan Kamil – Suswono dapat kembali seperti awal September maka potensi Pilkada Jakarta satu putaran tetap tinggi.

“Namun hingga saat ini, bila satu putaran, maka baik Ridwan Kamil – Suswono maupun Pramono – Rano berpeluang untuk menang,” ucapnya.

Secara umum, lanutnya, mengingat kondisi pemilih yang masih cukup banyak yang mengambang, maka potensi perubahan dukungan terhadap para pasangan calon masih cukup besar bisa terjadi.***

 

 

 

 

Tutup