FTNews, Jakarta— Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Hamdan Hamedan mengatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG), bukan merupakan program baru. Tetapi, program tersebut sudah diberlakukan di lebih dari 100 negara.
“Penerima manfaatnya sudah lebih dari 400 juta murid. Lebih dari 50 persen murid di dunia penerima manfaat program MBG ini. Program ini sudah diuji para peneliti di lebih 100 negara dan sudah diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah dunia. Progam ini juga sudah diuji coba PBB,” ungkapnya dalam Gelora Talks, Rabu (16/10/2024) sore.
Program MBG ini, kata Hamdan, mempunyai tiga tujuan, yakni mencetak generasi yang lebih sehat, generasi yang lebih cerdas dan memajukan ekonomi.
“Dalam konteks Indonesia, program MBG ini ingin memberikan asupan gizi yang seimbang kepada ibu hamil, balita, anak PAUD, anak sekolah hingga SMA dan para santri di pesantren,” jelasnya.
Hamdan mengatakan, program MBG in akan diberlakukan secara bertahap. Pada 2025 ini ditargetkan 15-25 juta penerima manfaat dari 89 juta penerima manfaat.
Menurutnya, saat ini sekitar 30 persen atau sepertiga anak-anak Indonesia mengalami anemia, selain banyak anak-anak yang pergi ke sekolah tidak sarapan, sehingga mengganggu konsentrasi dalam belajar di sekolah dan bisa mereduksi IQ.
Disamping itu juga banyak anak-anak Indonesia yang belum memperoleh gizi yang seimbang. Oleh sebab itu, perlu diberlakukan program MBG untuk mengatasi dampak kesehatan anak-anak tersebut.
“Dari segi kecerdasan, misalkan ketika program ini diberlakukan di India dan diwajibkan di dalam konstitusinya, bahwa ini adalah hak anak-anak di India untuk menerima makan bergizi gratis.”
“Setelah 5 tahun penerima manfaat ini diuji, kemampuan membaca, matematika, konsentrasi dan tingkat kehadiran siswanya tinggi. India berhasil membuat potensi anak-anak bangsanya lebih cerdas. Dan kita lihat sekarang, India sudah bisa menguasai teknologi, dan SDMnya menguasai korporasi-korporasi dunia,” jelasnya.
Hamdan menegaskan, program ini tidak hanya diberlakukan di negara berkembang, tetapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Swedia. Di negara tersebut, baik yang siswanya mampu atau tidak mampu mendapatkan MBG.
“Ketika tahun 2002-2003, saya tinggal di keluarga tidak mampu sebagai student di Amerika. Saya diberikan akses untuk mendapatkan makan bergizi gratis di kelas. Makanan tersebut adalah makanan terbaik dinikmati dibandingkan di rumah,” kenangnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira mengatakan, pihaknya mendukung penuh program MBG ini, dalam rangka menjawab tantangan ke depan Indonesia sebagai bangsa.
“Program MBG ini direncanakan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen setiap tahunnya, mendukung UMKM dan menciptakan industralisasi yang makin berkembang,” kata Anggawira.
HIPMI, lanjutnya, akan mendorong program MBG ini terealisasi dan berjalan dengan baik sesuai dengan target yang telah direncanakan.
“Kita optimis program MBG ini akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata, setiap tahunya diatas 5 persen,” tegas Sekjen HIPMI ini.***