Fahri Hamzah: Pasangan Prabowo-Gibran Saling Melengkapi, Mewakili Dua Generasi

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah/foto: dok Partai Gelora

ftnews.co.id, Jakarta — Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan bakal calon wakil presiden hendaknya memiliki simbol rekonsiiasi, bukan semata-mata perhitungan elektoral.

“Bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo hendaknya tidak hanya dilihat didasarkan pada perhitungan elektoral, tetapi juga harus melihat simbolik, yaitu simbol rekonsiliasi,” kata Fahri dalam keterangan, di Jakarta, Senin (16/10/2023).

Fahri menjelaskan, dalam rapat KIM Jumat malam, terungkap, bahwa nama Gibran dalam survei-survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei menunjukkan tren kenaikan signifikan.

“Di Jawa Tengah, survei Gibran itu tertinggi untuk calon gubernur. Kalau untuk survei wakil presiden, sudah nomor 6 atau 4. Gibran itu, trennya naik surveinya,” jelas Fahri.

Fahri berpandangan, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka adalah pasangan yang tepat, saling melengkapi dan mewakili dua generasi.

Gibran akan menjaring pemilih dari kalangan milenial, disamping itu juga Walikota Solo tersebut menjadi jalan tengah kebuntuan penentuan Cawapres yang diusulkan Parpol pendukung KIM.

“Tapi Gibran ini bukan hanya sekadar pelengkap saja, tapi juga mewakili dua generasi. Selain itu, kelebihannya lagi adalah banyak isu Pemda (Pemerintah Daerah) yang akan dijawab Gibran karena lawan Prabowo itu, semua berlatar Pemda. Jadi kecocokan pasangan Prabowo-Gibran itu sangat kuat,” tegas Fahri.

Fahri menegaskan, elektablitas Prabowo menjelang Pilpres 2024 semakin tinggi meninggalkan dua kandidat lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

“Prabowo sudah terlalu kuat sekarang, dia diuntungkan karena berada di tengah. Sebab, pemilih kiri nggak mungkin milih Capres kanan, dan Capres kanan nggak mungkin milih Capres kiri,” ujarnya.

Prabowo, lanjut Fahri, juga sudah terang-terangan akan melanjutkan pemerintahan Jokowi, karena Prabowo saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, berbeda dengan Ganjar Pranowo yang tidak berada di kabinet.

Fahi menyatakan, sebelum muncul tiga kandidat Capres, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk melanjutkan upaya rekonsiliasi itu, Prabowo diusulkan berpasangan dengan Puan Maharani, Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDIP.

“Waktu itu saya mengusulkan pasangannya Pak Prabowo, kalau terjadi rekonsiliasi di kabinet adalah Mbak Puan (Puan Maharani), tapi sekarang sudah berbeda,” katanya.

Fahri tetap berharap agar Cawapresnya Prabowo adalah yang mensimbolisasikan adanya rekonsilliasi. “Saya tidak usah menyebut nama, tapi rekonsiliasi itu penting ke depan,” tegasnya.***

Tutup