Dukungan Jokowi dan Gibran, PSI dan Partai Gelora Berpeluang Lolos ke Senayan
FTNews, Jakarta— Berdasarkan survey Median ada dua partai non parlemen yang berpeluang besar ke Senayan (DPR) atau menembus Parliamentary Threshold (ambang batas parlemen), yakni, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Gelora.
Hasil survey yang dilakukan 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 yang melibatkan 1.500 responden dengan pertemuan tatap muka, menyebut PSI dan Gelora berpeluang masuk 10 besar Partai Pemilu 2024. PSI mendapat elektabilitas 2,9 persen sedang Gelora mendapat 2,8 persen.
“Kalau Partai Gelora konsisten melakukan seperti apa yang dilakukan sekarang, itu akan menaikkan elektabilitas dan bukan tidak mungkn msuk ke Senayan (DPR RI) karena selisihnya tinggal sedikit lagi. (syarat masuk DPR adalah 4 persen-red). Gelora kurang 1,2 persen lagi,” ungkap Ade Irfan Abdurahman, Direktur Riset Median dalam diskusi Gelora Talk bertajuk ‘Peluang Partai Baru Lolos ke Senayan’, Rabu (10/1/2024).
Efek Jokowi dan Gibran
Ade Irfan juga menjelaskan, pihaknya sempat penasaran, apa yang menyebabkan partai non parlemen tersebut meningkat elektabilitasnya. Karena pada survey November 2023, elektabilitas PSI masih 1,7 persen dan Gelora 1,6 persen. Namun dalam tempo 1 bulan, kedua partai ini berhasil naik 1 persen. “Ini kenaikan yang signifikan. Sementara sejumlah Parpol lain justru mengalami penurunan,” ujar Ade.
Dari temuan Median, lanjutnya, alasan orang memilih PSI adalah karena partai anak muda, juga ada dukungan dari Jokowi, dan alasan ketiga adalah Gibran. “Nampaknya apa yang dilakukan PSI dengan memasang gambar Gibran, Jokowi , Pemilu yang Menyenangkan, tercapture orang masyarakat sehingga mereka memilih PSI. “Selain itu, pemilih juga menyebut program PSI bagus,” tambahnya.
Sementara alasan orang memilih Partai Gelora adalah karena suka pada programnya dan janji-janjinya. “Ini mungkin bisa dikonfirmasi pada Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik, menanyakan apa sebetulnya program Partai Gelora yang dijanjikan sehingga hal itu muncul di survey kami,” ujar Ade.
Mungkin, lanjut Ade, dalam satu bulan terakhir ini Partai Gelora melakukan sosialisasi secara massif, kader-kader yang turun ke lapangan, sehingga hal tersebut sepertinya terserap oleh masyarakat.
“Karena sebenarnya, Pemilu seperti ini dimana Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif dilakukan secara bersamaan, biasanya orang jarang melihat program-program yang ditawarkan Parpol, jarang tercapture. Tapi ini (Partai Gelora) malah diingat. Salah satu program yang diingat pemilih adalah Kuliah Gratis,” jelas Ade.
Dari hasil ini terlihat kalau Caleg Caleg Gelora banyak yang turun sosialisasi gencar ke masyarakat.
Selain Program, pemilih juga menyatakan memilih karena faktor tokoh, yakni adanya Anies Matta dan Fahri Hamzah. “Ada juga yang menyebut memilih karena faktor keluarga, ada anak mudanya, dll. Itu faktor faktor di lapangan,” tambahnya.***