Di Hadapan Para Kiai se-Banten Prabowo Katakan tidak Ngomong Asal Jeplak
FTNews, Lebak— “Tinggi Gunung Seribu Janji. ‘Ku pergi tak akan lama, seribu tahun saja’. Lagu lawas yang berisi janji manis itu disampaikan Capres Prabowo Subianto dalam acara doa bersama para Kiai se-Banten.
Ia ingin menggambarkan bahwa di masa kampanye Pemilu , mendekati Pemilu, banyak janji bertebaran disampaikan oleh politisi untuk memikat masyarakat.
Namun demikian, kata Capres nomor Urut 2 itu, dirinya menyampaikan sesuatu bukan asal bicara, bukan asal berjanji. Melainkan hal yang disampaikan itu sudah melalui kajian. Bukan asal jeplak.
“Saya akan kasih contoh biar saudara yakin kita akan jadi negara makmur, apakah sekadar seorang Prabowo berdiri di podium, ngomong saja asal jeplak, asal janji. Biasanya politisi itu kalau mau menghadapi Pemilu biasanya seribu janji. Benar, kan?” kata Prabowo.
Prabowo menegaskan tidak hanya menyampaikan janji ke rakyat, melainkan mencari solusi permasalahan yang ada. Ini sudah dipelajari dulu, dikaji dulu. Bukan asal.
Dia pun membeberkan kebijakan hilirisasi di era Presiden Jokowi yang telah mengubah kebijakan indusutri Indonesia dari sekadar menjual bahan mentah menjadi menjual barang jadi.
“Kita tidak janji, kita mengkaji. Kita pelajari saya kasih contoh, kita akan menjadi kaya karena hilirisasi. Apa itu? Hilirasi adalah Indonesia sekarang tidak mau lagi jual barang-barang. kita jual sumber daya alam yang adalah pemberian Yang Maha Esa, kita tidak mau menjual,” kata Prabowo bersemangat.
Program hilirisasi itu perlu diteruskan agar Indonesia tak sekadar menjual bahan baku mentah yang harganya masih sangat murah. “Kita tidak lagi menjual bahan-bahan itu murah, nggak boleh jual gelondongan mentah, harus diolah di Indonesia,” tegasnya.
Prabowo lantas mencontohkan nikel Indonesia yang pada tahun 2017 masih dijual berupa bahan mentah. Lalu, lanjutnya, tahun 2020 Presiden Jokowi mengeluarkan larangan ekspor nikel, tidak boleh bahan mentah, harus diolah di Indonesia. Hasilnya penerimaan negara melonjak.***