Connect with us
Gambar Peskinpro

Berita Terkini

Denny JA Merespon Hasil Survei Roy Morgan: Data Basi!

Published

on

FTNews, Jakarta— Hasil survei Roy Morgan baru-baru ini dipublikasikan mendapat beragam respon. Banyak yang heran karena hasil survei tersebut baru dirilis lembaga riset berbasis di Australia tersebut  padahal survei telah dilakukan sejak Juli-September 2023.

“Coba periksa, kapan survei Roy Morgan soal elektabilitas Capres itu dilakukan?” Kata Denny JA, pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Minggu (17/12/2023).

“Itu respon cepat saya ketika menerima banyak komentar. Mengapa di lembaga survei asing Roy Morgan, yang diberitakan luas di media tanggal 15-16 Desember 2023, memberikan data elektabilitas yang berbeda,” tambahnya melalui keterangan tertulis yang dapat dikutip media.

Menurutnya, di akhir November dan awal Desember 2023, LSI Denny JA, bersama empat lembaga survei nasional, juga Kompas, yang sudah malang melintang di dunia survei sejak beberapa Pilpres lalu, mengabarkan Ganjar terjun bebas, dan Prabowo- Gibran unggul telak dengan jarak 18%-20% atas Ganjar- Mahfud.

Tapi di lembaga survei asing Roy Morgan, Ganjar nomor satu mengalahkan Prabowo. Ganjar di angka 38 persen, Prabowo 30 persen, dan Anies 25 persen (1).

Lalu berhamburan komen yang membandingkan hebatnya lembaga survei negara luar dibandingkan Indonesia. Muncul pula komen lembaga survei di Indonesia sudah menjadi alat pukul politik yang tidak menampilkan data sebenarnya.

Lebih seram lagi komentar bahwa untuk survei di Indonesia saat ini ada arahan dari “Jenderal Bintang Tujuh.”

Padahal semua itu menjadi jelas, cukup dengan melihat waktu survei Ray Morgan dilakukan. Bahkan itu juga sudah ada dalam berita itu.

Survei Roy Morgan ini dilaksanakan pada Juli-September 2023 kepada 2.630 pemilih Indonesia yang berusia di atas 17 tahun. Artinya, survei itu dikerjakan jauh sebelum putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal usia Capres/Cawapres.

“Tentu saja. Itu jawaban pertama saya. Ojo dibanding- bandingke. Itu jawaban kedua.“

“Data basi bulan September, kok diberitakan di bulan Desember? Itu jawaban saya yang ketiga.”

Di bulan Juli- September 2023, tengoklah semua lembaga survei nasional. Di era itu memang Ganjar dan Prabowo bersaing ketat dengan selisih margin of error.

Di satu lembaga survei, Prabowo di atas Ganjar. Di lembaga survei lain, Ganjar di atas Prabowo. Data itu sama sahnya karena selisihnya hanya di margin of error (2 X 2,9 persen).

Situasi berubah justru di bulan Oktober- November 2023. Itu era ketika Gibran menjadi Cawapres dari Prabowo. Itu era ketika terjadi koor nasional kubu Ganjar menyerang Jokowi.

Serangan mulai dengan bahasa puisi: Demokrasi semakin mendung di era Jokowi. Lalu serangan makin keras dengan bahasa aktivis: “Jokowi Menghidupkan Orde Baru.”

Itulah era terjadi eksodus pendukung Jokowi yang pergi dari Ganjar. Tapi mereka pergi kemana? Sebagian ke Prabowo, sebagian ke Anies. Sebagian menjadi swing voters.

Di akhir November – awal Desember 2023, elektabilitas Ganjar merosot  drastis, dan nyaris disusul Anies Baswedan. Dalam survei LSI Denny JA di akhir November, jaraknya tinggal 0,9 persen saja (di bawah margin of error).

Sementara elektabilitas Prabowo menanjak pesat, berjarak 18%-20 % dibanding Ganjar, juga dibandingkan Anies.

Kondisi elektabilitas bulan November- Desember 2023 mustahil terekam dalam survei lembaga asing Roy Morgan di bulan Juli- September 2023.

Kita tahu pasti, lembaga Roy Morgan ini tak memiliki mesin waktu yang membuatnya bisa membaca suasana pemilih di bulan November- Desember ketika saat itu ia berada di bulan September.

Yang menjadi pertanyaan, kata Denny, mengapa data basi bulan September diberitakan di bulan Desember? Mengapa data masa lalu dinyatakan empat bulan kemudian?

Opini publik itu bukanlah benda seni dari kayu yang statis. Ia bukan pula batu pualam yang dikerjakan di bulan September dan dapat dinikmati di bulan Desember, tanpa ada perubahan.***

 

 

Advertisement Gambar Peskinpro
Berita Terkini7 hari ago

Jimly Asshiddiqie: Penghapusan PT Memperkuat Demokrasi dan Inklusivitas Politik

Dok Ig @tanggraini
Berita Terkini7 hari ago

Pakar Kepemiluan Minta Pemerintah dan DPR tak Bermanuver Perberat  Parpol non-Parlemen Ikut Pemilu

Berita Terkini1 minggu ago

Sah! Farhan dan Erwin Jadi Walkot dan Wawalkot Bandung Terpilih Periode 2025-2030

Berita Terkini1 minggu ago

Wamendagri Bima Arya: Penguatan Sistem Pemilu Penting guna Menyambut Tahun Emas 2045

Berita Terkini2 minggu ago

Masinton-Mahmud Efendi Ajukan Diri Pihak Terkait, Arteria: Banyak Kecurangan Dilakukan Paslon No 1

Berita Terkini2 minggu ago

Komisi II Siap Berkolaborasi dengan Kemendagri Susun Draf dan NA RUU Pemilu

Berita Terkini2 minggu ago

Kamis, KPU Riau Tetapkan Paslon Terpilih Pilkada 2024

Berita Terkini2 minggu ago

Penetapan Calon Terpilih Pilkada Penajam Paser Utara Ditunda, Tunggu Surat KPU RI

Berita Terkini2 minggu ago

Buntut Putusan MK: DPR akan Lakukan Rekayasa Konstiitusi Antisipasi Banyaknya Capres

Berita Terkini2 minggu ago

Muhaimin: PKB akan Calonkan Kader Sendiri sebagai Capres!

Berita Terkini2 minggu ago

Tanggapi Putusan Penghapusan PT 20%, Komisi II: Jadi Bahan Penyusunan UU Pemilu

Berita Terkini2 minggu ago

Wacana Pilkada via DPRD, Ahok: Rakyat Cuma Jadi Penonton! Deal-dealan Sama Ketum Parpol, Bisa Pake Duit Juga!

Berita Terkini2 minggu ago

Chico Hakim: Banyak Alternatif Pilihan Calon Baik untuk Demokrasi tapi Penjaringan Capres Penting Dilakukan

Berita Terkini2 minggu ago

Presidential Threshold Bertentangan dengan Konstitusi

Berita Terkini3 minggu ago

Ketua Bawaslu RI Apresiasi Kinerja Polri yang Amankan Pemilu dan Pilkada 2024

Trending