Denny JA: Jika Pilpres Bisa Satu Putaran Kenapa harus Berlama-lama Dua Putaran?
FTNews, Jakarta— Akankah Pemilu Presiden 2024 ini berakhir satu putaran saja? Konsultan politik yang juga pendiri Lingkaran Survei Indonesia, Denny Januari Ali (Denny JA) memaparkan analisisnya.
Menurutnya, hasil survei LSI Denny JA, yang baru saja selesai di ujung bulan Januari 2024, memunculkan temuan yang tak terduga. “Ternyata banyak sekali sekitar 84% publik luas lebih memilih Pilpres ini selesai satu putaran saja,” ungkap Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/1/2024).
Banyak alasannya yang dinyatakan. Tapi yang paling kuat, ujarnya, sebanyak 63,9% alasannya adalah untuk menghemat anggaran.
“Kita ketahui anggaran untuk penyelenggaraan putaran kedua ini sekitar 17 triliun rupiah. Belum terhitung biaya untuk Banwaslu dan keamanan. Jika memang biaya itu bisa dihemat, mengapa tidak?” Jelas Denny.
Yang menarik, yang inginkan satu putaran ini merata di berbagai segmen pendidikan. Dari mereka yang hanya tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, mahasiswa dan lain sebagainya. Mayoritas mereka inginkan persatu putaran saja.
Tapi memang di kalangan terpelajar, di kalangan mahasiswa, S1, S2, S3, yang ingin satu putaran saja mengecil di angka 75,9%. Kalangan dari pendidikan yang lebih rendah, prosentase yang ingin satu putaran saja, jauh lebih besar.
Semua pemilih partai, baik yang memilih PDIP, Golkar, Gerindra dan semua partai lainnya, di atas 80% pemilih aneka partai itu ingin Pemilu Presiden selesai satu putaran saja.
“Jauh lebih seksi lagi, di semua pemilih calon presiden dan calon wakil presiden, di atas 80% ingin pemilu selesai satu putaran pula,” tambahnya.
Yang memilih Anies dan Muhaimin, di atas 80% ingin satu putaran selesai. Yang memilih Ganjar dan Mahfud, juga yang memilih Prabowo dan Gibran, semuanya di atas 80% sama-sama ingin Pilpres ini selesai satu putaran saja.
Memang ‘Pilpres Satu Putaran Saja’ bukan hal yang mustahil. Di tahun 2009, sama kasusnya, bertarung juga tiga pasang calon presiden. Saat itu memang Pilpres beakhir satu putaran saja.
“Saya sangat ingat drama Pilpres 2009. Jejak digitalnya bisa dilacak. Saat itu saya sendiri di tahun 2009 memimpin gerakan Satu Putaran Saja.”
“Saya buatkan iklan di TV, di koran, di radio. Saya selenggarakan aneka diskusi yang memancing perhatian publik luas.”
“Saya katakan, berdasarkan data survei LSI Denny JA, SBY- Boediono akan menang Satu Putaran Saja.”
Akibatnya, ujar Denny menceritama masa itu, dirinya dikecam kanan-kiri. Bahkan, dalam talk show televisi, dia disebut pelacur intelektual yang mengubah dan menyulap angka survei sesukanya sendiri.
Dengan tiga pasang Capres- Cawapres yang kuat, lanjut Denny, menurut mereka mustahil bisa terjadi menang di atas 50 persen.
Ternyata memang KPU menunjukkan Pilpres 2009 berakhir satu putaran saja. Dan Denny pun mendapatkan penghargaan dari PWI Jaya sebagai The Newsmaker of Election 2009.
Bagaimana dengan Pilpres 2024?
“Jika Pilpres 2024 kali ini memang bisa selesai secara legal satu putaran saja, mengapa tidak? Mengapa pula kita perlu berlama-lama dengan dua putaran? Ujarnya.***

