Biarkan Anjing Menggonggong Kafilah Tetap Berlalu

Pasangan Prabowo-Gibran. Foto: Dok. Gerindra

FTNews, Jakarta — Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sepakat akan melanjutkan program atau kebijakan Presiden Joko Widodo, seperti proyek pembangunan Ibukota Negara (IKN).

Selain itu, pasangan calon (paslon) Presiden-wakil presiden yang diusung partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut memiliki program unggulaan daan strategis yang kelak akan dilaksanakan jika menjadi pemenang Pilpres 2024.

Salah satu program unggulan dan strategis itu adalah Program Makan Siang dan Susu Gratis bagi semua anak-anak Indonesia. Program ini mengapa menjadi unggulan, baik Prabowo maupun Gibran menganggap untuk melahirkan generasi unggul tentunya harus didukung oleh makanan bergizi.

Program paslon capres-cawapres nomor urut 2 ini menuai kritikan pedas dan disangsikan tidak akan berjalan mulus. Sebab, diperlukan anggaran besar. Sementara ketimpangan kesejahteraan Indonesia, masih lebar dan memerlukan penanganan yang tentu saja membutuhkan dana besar.

Program unggulan makan siang dan susu gratis Prabowo-Gibran ini muncul bukan tiba-tiba sebagai bahan kampanye politik atau janji-janji politik semata, tapi sudah dilakukan kajian mendalam oleh pakar dan ahli yang tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TPN) Prabowo-Gibran.

Juru Bicara Timnas Anies-Cak Imin (Amin) Indra Charismiadji Ia mengatakan program tersebut tak dapat diterapkan nasional, pasalnya secara objektif kebutuhan dasar setiap daerah sangat berbeda.

Kalau program Prabowo-Gibran tersebut diklaim oleh paslon lain, sah-sah saja. Seperti dilontarkan Juru Bicara Timnas Anies-Cak Imin (Amin) Indra Charismiadji yaitu PMTAS (pemberian makanan tambahan anak sekolah) yanag diterapkan hanya di 459 sekolah yang tersebar di 53 kelurahan.

“Program tersebut tak dapat diterapkan nasional, pasalnya secara objektif kebutuhan dasar setiap daerah sangat berbeda,” ujar Indra Charismiadji.

Untuk diketahui Program PMTAS di DKI Jakarta dimulai sejak 2019. Namun karena pandemi COVID-19, program ini sempat terhenti selama dua tahun akibat kegiatan belajar dilakukan secara daring dari rumah masing-masing siswa.

Dikutip dari Instagram resmi Disdik DKI Jakarta, tahun 2022 tepatnya di bulan Agustus program PMTAS akan kembali diadakan di sekolah-sekolah yang berlokasi di Jakarta.

“Dengan PMTAS, harapannya anak-anak sekolah di Jakarta semakin tumbuh sehat, cerdas, dan semangat belajar,” tulis keterangan dalam postingan instagram Disdik DKI Jakarta.

Program PMTAS tahun ini dimulai bulan Agustus hingga Desember 2022. Diagendakan PMTAS ini bisa dilakukan sebanyak 20 kali dan diberikan setiap minggunya di hari Rabu. Itu pun hanya untuk siswa PAUD Negeri, SDN Negeri dan SLB Negeri.

Program PMTAS yang dilakukan di Jakarta, yang diklaim program Gubernur Anies Baswedan, itu juga tidak benar. Sebab, Anies pun mengadopsi program pemerintah pusat yang dirancang Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), yaitu era pemerintahan Presiden Soeharto.

Program PMT-AS pertama kali sudah dilakukan saat Presiden Soeharto pada 1996/1997. Tahap pertama program PMT-AS ini dimulai 12 Juni 1996. Program ini dirancang dengan melibatkan pakar pendidikan, ahli gizi dan kesehatan anak.

Program ini tersebar di 21 provinsi di Indonesia diluar Jawa dan Bali, khususnya di daerah terpencil. Sementara cakupan atau target siswanya sebanyak 2 juta siswa SD/MI negeri dan swasta. Program ini berhasil meningkatkan kualitas belajar anak, khususnya anak-anak dari keluarga miskin seiring meningkatnya gizi mereka.

“Salah satu program kita yang strategis yang unggul adalah makan siang dan susu gratis untuk semua anak Indonesia. Ini sangat penting,” kata Prabowo saat bertemu Relawan Kopi Pagi di Sentul, Bogor, Sabtu (16/12/2023).

Prabowo mengaku mendengar pihak lain mengklaim program yang digagasnya tersebut terjadi di berbagai daerah. “Saking pentingnya ini, saking hebatnya ini, saya dengar di daerah-daerah pihak lain ngaku program mereka,” ujarnya.

Prabowo tak masalah dengan klaim pihak lain tersebut. Terpenting baginya adalah menjadikan anak-anak Indonesia kuat hingga cerdas di kemudian hari.

“Nggak papa, yang penting program itu harus jadi, rakyat kita harus menikmati, anak-anak kita nanti akan kuat, cerdas, fisiknya hebat, akan menjadi pemuda-pemudi yang andalan, yang hebat,” jelasnya.

Butuh anggaran Rp400 triliun

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyebut untuk merealisasikan program makan siang dan susu gratis secara nasional membutuhkan dana yang sangat besar.

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajat Hari Wibowo mengatakan tengah menyisir semua sumber penerimaan negara agar program capres-cawapres Prabowo-Gibran dapat dijalankan dengan baik.

Anggaran untuk menjalankan semua program Prabowo-Gibran bisa lebih dari Rp400 triliun untuk makan siang dan susu gratis, tapi ada program lain yang ingin dijalankan yaitu swasembada pangan dan energi.

“Minimal Rp400 triliun untuk makan siang gratis, lalu kita juga butuh beberapa ratus triliun untuk target kita yaitu swasembada pangan dan energi. Jadi memang ada kebutuhan dana yang sangat besar,” tuturnya di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Drajat membeberkan pihaknya kini sudah mulai menyisir semua pemasukan ke negara agar ketika Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024 nanti, semua program bisa langsung berjalan.

“Untuk target, saya kira bisa minimal identifikasi jumlah yang cukup untuk kemudian jika Prabowo dan Gibran diberi mandat oleh rakyat, kemudian tahun 2025 kita sudah siap dengan budjetingnya,” katanya.

Tim kampanye calon Presiden Prabowo Subianto menjabarkan program makan siang gratis yang ditawarkan dan menjadi unggulan jika memenangkan Pemilu mendatang.

Budisatrio Djiwandono, Keponakan Prabowo yang juga Ketua Tim Komunikasi TKN pasangan Prabowo Gibran memperkirakan program makan siang gratis pasangan nomor urut 2 itu akan diterima 82,9 juta orang pada 2029. Perhitungan ini dengan asumsi program langsung dimulai pada 2024.

“Dalam hitungan kami, target 82,9 juta penerima manfaat program ini baru bisa tercapai pada 2029. Jadi kami punya waktu untuk menyiapkan anggarannya, baik dari efisiensi, peningkatan penerimaan anggaran, ataupun sumber lainnya,” kata Budisatrio.

Sumber Dana

Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajat Hari Wibowo, mengungkapkan sumber pendanaan yang pertama berasal dari denda dan vonis uang pengganti dari perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht) di Pengadilan.

Dia berpandangan belakangan ini sudah banyak perkara yang inkracht, namun denda dan uang pengganti belum masuk ke kas negara.

“Dulu waktu saya bertugas di suatu lembaga itu, jumlahnya sudah mencapai Rp90 triliun, mungkin sekarang bisa lebih banyak lagi. Nanti akan kita gali itu,” tuturnya.

Selanjutnya, menurut Drajat, sumber dana lainnya berasal dari perpajakan yang akan dinaikkan jika Prabowo-Gibran terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Drajat berencana merombak sistem perpajakan yang ada saat ini, sehingga bisa dijadikan sumber pendanaan bagi pemerintah untuk menjalankan program Prabowo-Gibran.

“Kita perlu melakukan berbagai perombakan di rezim perpajakan ini. Jadi ada beberapa hal yang perlu kita rombak,” katanya.

Kemudian, sumber pendanaan lain adalah didigitalisasi. Drajat mengatakan pihaknya juga membutuhkan bantuan dari LSM greenpeace untuk mengejar PPN digitalisasi.

“Digitalisasi di berbagai sektor ekstraktif itu akan jadi prioritas kami dan mungkin kami juga butuh bantuan greenpeace, karena tanpa change of cash tadi mau enggak mau. Tanpa change of cash yang baik, susah kita kejar PPN yang baik,” ujarnya.

Bukan Dana Bansos

Sementara itu, anggota Dewan Pengarah TKN Hashim Djojohadikusumo memastikan nantinya jika terpilih dana makan siang dan susu gratis bukan dari dana program bantuan sosial.

“Ini bukan dari anggaran bansos, anggaran bansos Pak Budiman yang Rp500 triliun. Tahun depan itu tetap bansos kita tidak akan ambil uang bansos untuk ini. Ini ada dana baru dan bakal dan saya jamin, Prabowo jamin, tim pakar dana ada dan bakal ada,” kata Hashim.

Hashim menyebut anggaran dana program makan siang dan susu gratis mencapai Rp450 triliun per tahun. Jumlah tersebut diklaim Hashim 3 kali lebih banyak dari anggaran pertahanan dan anggaran TNI.

“Saya bisa katakan dana untuk ini, program ini akan memakan dana Rp450 triliun setiap tahun. Pak Prabowo menganggap ini penting sekali, begitu penting dana ini 3 kali anggaran pertahanan dan TNI setiap tahun, sekitar Rp137 triliun,” kata Hashim.

Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan 76 negara memiliki program makan siang dan susu gratis untuk anak di sekolah.

“Program makan siang dan susu gratis untuk anak-anak sudah dijalankan oleh 76 negara dan dirasakan manfaatnya oleh 400 juta anak. Jadi bukan program yang mengada-ada,” kata Gibran .

Bagaimana faktanya ? Peneliti kesehatan publik Universitas Airlangga, Ilham Akhsanu Ridlo mengatakan, berdasarkan data Child Nutrition Foundation (GCNF) pada 2021, dari 139 negara yang disurvei terdapat 125 negara memiliki program pemberian makanan berskala besar di sekolah dasar dan sekolah menengah.

Dalam laporan tersebut dijelaskan, ada sekitar 330,3 juta anak yang menerima makanan sekolah mulai 2020. Persentase dari seluruh usia anak sekolah dasar dan menengah yang menerima program tersebut yakni 27 persen.

Dari sisi geografis, proporsi penerima program makan di sekolah di Amerika Latin/Karibia mencapai 55 persen, lalu Eropa, Asia Tengah, Amerika Utara 44 persen, kemudian Asia Selatan, Asia Timur, dan Pasifik 26 persen, dan Afrika Sub-Sahara 26 persen.

Sementara itu laporan World Food Program pada tahun 2022 menyatakan, dari sampel data di 176 negara menunjukkan bahwa terdapat 418 juta anak menerima manfaat program makanan di sekolah.

Dari 418 juta anak yang menerima manfaat, 41 persennya merupakan anak sekolah dasar. Adapun program makanan gratis di sekolah kebanyakan dilakukan di negara dengan pendapatan tinggi.

Persentase program tersebut menjangkau 61 persen anak usia sekolah di negara berpendapatan tinggi, 48 persen di negara di negara berpendapatan menengah serta 18 persen di negara berpendapatan rendah.

Risiko program makan gratis di sekolah Ilham menjelaskan, meski program tersebut bertujuan untuk meningkat gizi anak, namun sejumlah riset menunjukkan adanya kekhawatiran terkait potensi risiko kesehatan.

Sebuah penelitian di Stanford menyoroti keberadaan bisphenol A (BPA), bahan kimia beracun dalam makanan sekolah. Bahan ini menimbulkan risiko terutama bagi anak-anak yang bergantung pada makanan yang didanai pemerintah.

Selain itu, penyertaan makanan ultra-proses (makanan dari pabrik yang melalui banyak tahap pengolahan) juga dikaitkan dengan penyakit kronis seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular.

Ada juga kekhawatiran tentang dampak potensial dari makanan sekolah terhadap indeks massa tubuh (BMI) siswa dan kualitas makanan secara keseluruhan. Sehingga, menurut Ilham perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak tersebut secara menyeluruh.

Program unggulan Capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yaitu makan siang dan susu gratis tatkala terpilih menjadi pemenang Pilpres 2024 akan direalisasikan. Sebab, program ini relate dengan peningkatan gizi anak sehingga bisa belajar tenang dan semangat tinggi.

Kalau kembali merujuk kepada program serupa yang pernah dilakukan ketika Presiden Soeharto, tidak berlebihan bila program makan siang dan susu gratis ini hampir serupa? Mengapa disebut hampir serupa?

Pertama, dari pengalaman penulis sendiri program unggulan Prabowo-Gibran ini memang baru. Sebab, kalau kita merujuk pada program PMT-AS yang digulirkan Presiden Soeharto, sesuai dengan namanya PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) itu terdiri dari makanan sederhana yang diolah POMG (persatuan orangtua murid dan guru) dari makanan lokal, bukan nasi dan ada susu.

PMT-AS yang digagas pemerintahan Soeharto, mencakup 2 juta siswa SD/MI negeri/swasta yang tersebar di 21 provinsi diluar Jawa dan Bali, dengan kategori daerah IDT (Inpres Desa Tertinggal).

Program IDT adalah bagian dari gerakan nasional penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan mengikutsertakan berbagai instansi dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta, termasuk perguruan tinggi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

Sementara program unggulan Prabowo-Gibran, berupa makan siang dan susu gratis. Jauh berbeda dengan PMT-AS. Sesuai dengan namanya, makan siang dan susu. Disini jelas, bukan pemberian makanan tambahan, melainkan makan siang (makan nasi) dan diberi susu.

Jadi, memang sangat berbeda jauh dengan program yang sebelumnya di klaim paslon Anies yang pernah diterapkan saat menabat Gubernur DKI Jakarta, yang notabene bukan program yang dirancang pemerintahannya, tapi meniru atau menjiplak program yangpernah dijalankan Pemerintahan Soeharto yang dimulai 1996/1997.

Tingkatkan perekonomian daerah

Program PMT-AS yang dijalankan pemerintahan Presiden Soeharto terbukti mampu meningkatkan perekonomian daerah setempat. Sebab, dengan keterlibatan masyarakat dalam program ini dimana orangtua siswa terlibat dalam menyiapkan makanan pilihan bergizi membuat mereka memiiki nilai tambah ekonomi keluarganya.

Bercermin dari program tersebut, Makan Siang dan Susu Gratis yang dijanjikan Prabowo-Gibran jelas dapat dipastikan akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah. Bahkan, akan meningkatkan perekonomian UMKM, misalnya warung-warung nasi atau toko-toko yang akan dilibatkan.

Perbandingannya, kalau program PMT-AS saja sudah terbukti mampu meningkatkan perekonomian keluarga karena orngtua terlibat dalam pengadaan makanan bergizi untuk anak sekolah, bagitu pula dengan program makan gratis dansusu gratis, yang porsinya lebih besar lagi dan efek ekonominya juga lebih besar.

Karena itu, apapun klaim yang dilakukan paslon lain, sementara program yang dirancang Prabowo-Gibran sangat jauh berbeda dan dampak ekonominya juga jauh lebih besar. Biarlah dicibir, diklaim, program Prabowo-Gibran tetap berjalan sesuai visi dan misinya.
Ibarat pepatah lama ‘Biakan Anjing Menggonggog Kafilah Tetap Berlalu’. Mungkin ini analogi yang tepat buat paslon capres-cawapres Prabowo-Gibran. Bila itu tulus datang dari hati yang tulus demi anak-anak bangsa ini. Tentu ada balasan lain kelak. *


Warning: Undefined variable $args in /www/wwwroot/pemilunesia.com/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-related.php on line 47
Tutup