Beranda Berita Terkini Anis Matta: Gelora akan Perjuangkan Indonesia Bebas Buta Huruf Al-Qur’an

Anis Matta: Gelora akan Perjuangkan Indonesia Bebas Buta Huruf Al-Qur’an

Ketum Partai Gelora Anis Matta/foto: dok Partai Gelora

FTNews, Jakarta — Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta mengatakan akan memperjuangkan Indonesia bebas buta huruf Alquran bila Partai Gelora lolos ke Senayan di Pemilu 2024.

“Program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an ini bisa menjadi program resmi pemerintah. Sebab, buta hruf alquran saat ini sangat mencemaskan,” tegas Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (5/12/2023).

Anis Matta menegaskan, ini agenda yang akan diperjuangkan Partai Gelora, kalau kita masuk Senayan, lolos threshold dan ikut memimpin negara ini. Insya Allah akan menjadi salah satu agenda utama Partai Gelora.

Menurut dia, berdasarkan survei PTIQ tahun 2022, angka buta huruf alquran mencapai 22 persen. Sedangkan survei Dewan Masjid tahun 2019 sekitar 65 persen. Angka ini sangat memprihatinkan sebagai negara terbesar berpenduduk muslim di dunia.

Berpijak pada kesuksesan pemerintah dalam pemberantasan buta huruf selama ini, yang tinggal 3 persen, kata Anis Matta, maka perlu ada program literasi yang lain, yakni literasi Al-Qur’an, memberantas buta huruf Al-Qur’an.

Partai Gelora, lanjut Anis Matta, akan mendorong program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi program resmi pemerintah. Karena penduduk muslim mayoritas di Indonesia, bahkan terbesar di dunia.

Anis Matta mengatakan, ada tiga alasan fundamental yang menjadi fondasi mengapa Partai Gelora mendorong upaya pemberantasan buta huruf Al-Qur’an menjadi program resmi pemerintah.

“Pertama Islam itu punya peran sebagai faktor pemersatu dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia. Faktor kedua adalah basis semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan faktor ketiga adalah basis moral,” katanya.

Hal ini penting, karena masyarakat Indonesia yang akan dibangun adalah masyarakat yang sejahtera, tapi juga religius yang memiliki iman dan ilmu, sehingga akan menciptakan kesadaran beragama.

Dua landasan iman dan ilmu ini, lanjut Anis Matta, yang bisa menaikkan derajat suatu bangsa. Sebab, Iman memberikan kita arah hidup, sementara ilmu akan memberikan kita kapasitas.

“Kalau kita ingin menjadikan Indonesia sebagai superpower baru, maka perlu kita bangun sistem pendidikan yang kokoh. Ketika dulu ada SD Inpres berhasil dengan programnya memberantas buta huruf, maka program sama juga bisa dilakukan pemerintah, yakni program bisa baca Qur’an,” ujarnya.

Program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran beragama Umat islam. Karena membangun kesadaran beragama itu juga menjadi bagian dari kepentingan negara, bukan hanya cita-cita orang Islam saja.

“Baginilah cara cara kita memperjuangkan kepentingan umat itu. Kepentingan umat harus menjadi bagian dari kepentingan negara,” katanya.

Artinya, tugas memberantas buta huruf Al-Qur’an ini bukan hanya tugas ormas Islam, yayasan-yayasan Islam, ulama atau guru ngaji saja. Tetapi, belajar mengaji itu, harus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.

“Belajar mengaji itu harus dimasukkan ke dalam sistem pendidikan nasional. Pemerintah bisa meniru keberhasilan Pak Habibie (BJ Habibie) saat menjadi Ketua ICMI yang dengan menggalakkan TPA. Pemerintah bisa membuat Rumah Qur’an di setiap desa misalnya,” ujar Anis Matta.

Selain itu, kata Anis Matta, pemerintah perlu mengalokasikan anggaran untuk guru ngaji, dimana penyalurannya bisa melalui ormas atau yayasan-yayasan Islam.

“Anggarannya semacam BOS, orang yang bikin rumah mengaji dikasih anggaran negara. Jadi nanti guru ngaji diongkosin negara, kalau teknis penyaluran nanti bisa didiskusikan. Intinya ada institusi dan anggaran,” katanya.

Anis Matta menilai tugas negara adalah menciptakan generasi unggul, dimana tidak hanya membangun anak-anak Indonesia secara fisik dengan bantuan gizi untuk ibu hamil hingga makanan waktu dia sekolah saja.

Di sisi lain, tambahnya, hal itu akan meningkatkan kemampuan kognitif anak di sekolah hingga kuliah gratis, serta mendorong anak-anak memiliki hati, moral dan arah hidup.

“Jadi nanti akan kita lihat ada satu generasi baru yang kuat secara fisik dan sehat, karena diperhatikan negara sejak awal, cerdas akalnya dan juga memiliki hati terarah dengan iman dan akhlaq yang baik,” katanya.

Anis Matta menegaskan, upaya untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam harus dilakukan secara sistematika dengan mulai membangun fondasi yang kokoh terlebih dahulu.

“Untuk membangun fondasi yang kokoh itu, maka orang Indonesia, khusus orang muslim harus bisa baca Qur’an. Karena Al-Qur’an itu adalah sumber pengetahuan dan sumber sistem kehidupan manusia,” katanya.

Anis Matta berpendapat, agama telah memberi inspirasi kepada kita semua dalam mengelola negara. Dimana negara bisa mengurus warganya dari tiga sisi sekaligus, tidak hanya dari sisi fisik saja, tetapi juga pengetahuan dan akhlaqnya.

“Insya Allah nanti akan ada SDM yang kokoh, punya pengetahuan, tapi pada saat yang sama juga religius. Ke depannya, jangan-jangan nanti Panglima, Kapolri dan Presiden-nya hafal Qur’an, hafiz Qur’an,” ujarnya.***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini