Denny JA Bicara Peluang Pramono-Rano jika Pilkada Berlangsung Dua Putaran
FTNews, Jakarta— Siapa pemenang Pilkada Jakarta? Sampai kini belum bisa dipastikan, setidaknya itu dikatakan sebagian pengamat yang hanya melihat hasil Quick Count Lembaga survey. Setidaknya ada enam Lembaga survey yang menyebut perolehan Pram-Rano 50 persen lebih sedikit. Namun karena ini hasil survey yang memakai sampel, maka ada margin of error. Itu sebabnya, tidak bisa dipastikan hasilnya.
Sementara Pram-Rano mengklaim kemenangan bukan karena hasil hitung cepat Lembaga survey melainkan hasil real account KPUD Jakarta yang sebenarnya semua orang bisa mengaksesnya. Pram-Rano mengklaim berdasaran real count KPUD Jakarta yang datanya sudah mencapai 100 persen, paslon nomor urut 3 unggul dengan 50,07 persen.
Klaim Pram-Rano ini sama dengan hasil perhitungan Lembaga pemantau Pemilu JagaSuara2024 yang juga menggunakan data KPUD Jakarta dan Formulir C1, hasilnya, Pram-Rano unggul 50,07 persen atau menang satu putaran Pilkada Jakarta 2024.
Di sisi lain, pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono meyakini bahwa sesuai perhitungan internal tim mereka, Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran lantaran saingannya, Pram-Rano, tidak mencapai 50 persen plus 1. Karenanya tim mereka sekarang tengah Bersiap untuk putaran kedua.
Lalu bagaimana Nasib Pram-Rano jika Pilkada Jakarta berlangsung dua putaran, bagaimana peluangnya?
Berikut ini paparan pendiri Lembaga Survei Denny JA yang dikutip dari akun FaceBook-nya yang bertajuk, “Ketika Quick Count tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024; Satu Putaran atau Dua Putaran”
“Jika Pilkada Jakarta berlanjut ke putaran kedua, mesin politik Jokowi dan Prabowo potensial sepenuhnya diarahkan ke Jakarta. Ini akan menciptakan tantangan besar bagi Pramono-Rano,” tulis Denny Januari Ali (Denny JA).
“Mesin politik adalah arus bawah samudra; ia bisa tak terlihat di permukaan, tapi kekuatannya mampu mengubah arah kapal. Jika Jakarta menuju putaran kedua, arus ini akan menyulitkan Pramono-Rano,” tambahnya.
Menurutnya, sudah lebih dari dua puluh tahun dirinya terlibat langsung dalam Pemilu setelah reformasi, baik Pilpres ataupun Pilkada, namun baru pertama kalinya, ia tak bisa memutuskan siapa pemenang final Pilkada melalui Quick Count.
Pramono-Rano pasti unggul. Tapi apakah Pilkada Jakarta selesai satu putaran atau perlu dua putaran (50 persen + 1), perolehan Quick Count mayoritas lembaga survei sama hasilnya. Karena ada margin of error 1 persen, pilkada Jakarta mungkin satu putaran, mungkin juga dua putaran.
“Seperti puncak gunung yang hampir tergapai, kemenangan Pramono-Rano terlihat nyata. Namun, angin margin of error menyelubungi puncak itu, menjadikan kemenangan satu putaran masih tak pasti,” ujarnya.
Menurut Denny, real count KPU, paling lambat 12 Desember 2024, akan memutuskan. Quick Count tak lagi bisa memprediksi secara bertanggung jawab.
“Seperti layar lebar yang sudah merampungkan cerita di semua daerah, Jakarta tetap menyisakan adegan terakhir, menunggu Real Count KPU sebagai sutradara yang menutup babak final pada 12 Desember 2024 nanti,” ucapnya***