Ini Lima Faktor yang Menyebabkan Khofifah-Emil tak Tergoyahkan di Jawa Timur!

Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak maju Pilgub Jatim 2024/foto: instagram khofifah

FTNews, Jakarta— Keunggulan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur sepertinya sulit digoyahkan. Hal itu terlihat dari hasil survei LSI Denny JA yang membuat pemetaan kekuatan berdasarkan survei yang dilakukan lembaga ini dari 16-22 Oktober 2024.

Berikut paparan LSI Denny JA.

Dari temuan survei LSI Denny JA, di Jawa Timur, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak unggul signifikan dengan perolehan 65,8%. Posisi kedua ditempati pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta dengan 24,5%, sementara pasangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim memperoleh 1%. Sisanya, 8,7%, belum menentukan pilihan.

Mengapa Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak Unggul di Jawa Timur?

Keunggulan pasangan Khofifah-Emil di Jawa Timur disebabkan beberapa faktor.

Pertama, tingkat kepuasan terhadap kinerja Khofifah sebagai gubernur incumben mencapai 88,1%.

Semua petahana selalu punya peluang untuk menang kedua kalinya, kecuali jika kinerjanya buruk. Beruntung bagi Khofifah, di mata pemilih, kinerjanya dianggap berhasil.

Kedua, popularitas Khofifah mencapai 98%, jauh di atas Tri Risma yang berada di angka 73,5%. Risma memang menjadi tokoh nasional dengan menjadi menteri di era Jokowi. Ia juga pernah menjadi wali kota Surabaya.

Namun, Provinsi Jatim memiliki 29 kabupaten dan 9 kota. Surabaya hanya sebagian kecil dari Jawa Timur. Khofifah sebagai petahana gubernur sudah menjelajah lebih jauh di teritori Jatim secara keseluruhan.

Ketiga, mesin politik KIM Plus terlihat lebih solid di Jawa Timur karena basis pemilih partai mengikuti arahan koalisi. Selain itu, pasangan Khofifah-Emil juga mendapat limpahan dukungan dari pemilih PDIP dan PKB.

Ini juga pekerjaan rumah bagi Tri Rismaharini. Pemilih PDIP selaku partai pendukungnya justru lebih banyak memilih Khofifah.

Keempat, dari 14 daerah pemilihan (dapil), Khofifah unggul di 12 dapil, kalah hanya di dapil I (Kota Surabaya) dan dapil II (Sidoarjo).

Kelima, posisi Khofifah sebagai Ketua PP Muslimat NU memainkan peran penting dalam mendulang suara dari kalangan Nahdliyin.***

Tutup