Noel Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran tak Menyimpang dari Program yang telah Dikampanyekan

Immanuel Ebenezer atau Noel/foto: dok Partai Gelora

FTNews, Jakarta— Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer meminta agar pemerintahan Prabowo-Gibran melanjutkan kebijakan-kebijakan yang sudah ada, serta tidak menyimpang dari program-program prioritas yang telah dikampanyekan.

“Target kita 2045 itu, membangun sumber daya unggul. Semoga program unggulan Prabowo-Gibran bisa menciptakan generasi unggul, bukan generasi yang menerima warisan kebencian konflik,” kata Noel dalam diskusi Gelora Talk, baru-baru ini.

Noel mengaku bangga dengan Jokowi dalam konteks politik hari ini yang telah dilakukannya. “Dulu orang alergi sebut nama Anies (Anies Baswedan), tapi sekarang PDIP berani sebut nama Anies, bahkan Anies diudang.”

“Padahal kita paham yang meradikal-radikal Anies itu ya mereka, sementara kelompok pendukung Anies mengkafir-kafirkan PDIP. Dengan adanya Jokowi terkonsolidasi mereka, tidak saling mengharamkan lagi. Hebat juga kan berarti Jokowi,” ucapnya.

Artinya, sejelek apapun pendapat orang terhadap Jokowi, tetapi Jokowi berhasil menyatukan dua kutub yang sebelumnya tidak bisa ketemu, akhirnya bisa ketemu dan menyatu.

“Semoga ke depan ini sebagai anak bangsa bisa melihat mana yang substansi dan mana yang tidak substansi. Kita capek berkelahi terus, saatnya bersatu dan membangun,” pinta Noel.

Di bagian lain Noel juga menyinggung tentang proses transisi pemerintahan yang sebelum-sebelumnya cenderung bermasalah. Indonesia, ujarnya, selama ini punya masalah sejarah terkait proses transisi pemerintahan. Di mulai era Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hingga Megawati Soekarnoputri.

“Baru transisi sedikit beradab dan terhormat itu dari Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ke Pak Jokowi. Nah, ke depan ini tradisi itu akan dilanjutkan Pak Jokowi ke Pak Prabowo. Pemerintahan Prabowo-Gibran adalah pemerintahan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia berharap tradisi transisi pemerintahan berkelanjutan ini bisa terus dilanjutkan, sehingga tidak ada lagi warisan-warisan konflilk seperti konflik ideologi.

“Kita tidak ingin bangsa ini terjebak dengan persoalan-persoalan lama, kita harus tolak. Kita sudah sepakati soal presidensial, artinya kekuasaan tunggal itu hanya ada di eksekutif, yaitu presiden.”

“Jangan sampai ada urusan kekuasaan liar, yang menghasilkan boneka-boneka.Kalau bonekanya lucu nggak apa-apa, tetapi kalau bonekanya monster seperti di dalam film Chucky sangat menakutkan, kita tidak mau,” katanya.***

 

 

Tutup