Poltracking: Selisih Tipis, Pramono-Rano Berpeluang Imbangi RIDO, Pilkada Jakarta Bisa Dua Putaran

Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia/Foto: tangkap layar, diana

FTNews, Jakarta— Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis peta electoral Pilkada Jakarta 2024. Dari survei yang digelar dari 9-15 September 2024, Poltracking menemukan banyak temuan menarik. Salah satunya adalah Paslon nomor urut satu, Ridwan Kamil-Suswono, belum mencapai 50 persen, sementara Pramono Anung-Rano Karno ‘Si Doel’ membuntuti dengan 31,5 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 5,1 persen. Tidak tahu atau tidak menjawab 15.9 persen.

“Kalau kita perhatikan, selisih RK-Suswono dan Pram-Rano 16 persen. Ini kalau lihat angkanya, jauh, Itu kalau Pilkadanya sekitar seminggu lagi. Tapi menjadi pendek atau tipis kalau Pilkadanya masih jauh, atau relative cukup lama dua bulan. Fluktuasinya masih mungkin, Angka ini boleh dibilang hampir kompetitif. Jadi tergantung trennya,” papar Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia yang merilis surveinya bertajuk ‘Peta Elektoral Pilkada Jakarta: Pertarungan Para ‘Mantan’ di kanal YouTube Poltracking Indonesia, Jumat (27/9/2024).

Untuk diketahui, survey ini dilakukan secara tatap muka melibatkan 1.200 responden pada 8-15 September 2024.  Metode sampel menggunakan metode multistage random sampling, populasi survey warga Jakarta yang sudah memiliki hak pilih berusia di atas 17 tahun. Margin of error +/- pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Menurut Hanta Yuda, konstelasi politik jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Daerah Khusus Jakarta kian menarik perhatian, baik secara lokal maupun nasional. Pasalnya, Pilgub Jakarta sering diibaratkan kontestasi Pilpres kelas dua. Ada berbagai alasan yang menjadikan Pilgub Jakarta menjadi sangat menarik.

“Pertama, Jakarta merupakan sentral sumber informasi nasional karena semua media terkemuka berada di Jakarta. Kedua, Jakarta menjadi barometer dan jenjang politik nasional karena dalam satu dekade terakhir pemimpin Jakarta berhasil berkontestasi di Pilpres.

Ketiga, elite-elite politik nasional seperti “turun gunung” untuk terlibat langsung atau pun tidak langsung di Pilgub. Keempat, masih kentalnya suasana politik pasca Pilpres seakan terbawa hingga Pilgub Jakarta nantinya,” paparnya.

 

Sumber: Survei Poltracking Indonesia 9-15 September 2024

 

Hanta Yuda melanjutkan, jika tren Ridwan Kamil-Suswono terus meningkat, Pramono-Rano Karno meningkat maka RK-Sus berpeluang memenangkan Pilkada Jakarta. “Tinggal dilihat, apakah bisa melampaui 50 persen plus 1,” ujarnya. “Tapi kalau RK-Sus trennya turun, sementara Pram-Rano naik, misalnya naik 8 persen saja, RK-Sus turun 8 persen, maka kedua Paslon akan bertemu di angka yag sama, dan ini bepotensi cros,” papar Hanta lagi.

Yang harus disimak, ujarnya, tren bulan depan seperti apa. “Tapi kalau calon independen yang naik, lalu RK-Suswono dan Pram-Rano turun, maka itu bisa kemungkinan Pilkada Jakarta dua putaran,” ujarnya.

Peluang Satu Putaran atau Dua Putaran?

Terkait apakah Pilkada Jakarta nantinya bakal berlangsung satu atau dua putaran, menurut Hanta Yuda, tergantung beberapa hal.

Kalau ternyata pertumbuhan pada elektabilitas calon perseorang ini stag di angka 5,1% atau tidak naik, artinya, terakumulasi di dua pasangan, kemudian di antara dua Paslon ini memiliki selisih yang lumayan, maka Pilkada Jakarta 2024 bisa dipastikan akan satu putaran karena pasti ada yang melampaui 50 plus.

“Apakah RK-Suswono atau Pram-Rano yang berhasil menyalip misalnya,” ucapnya.

Tetapi misalnya, jika Dharma Pongrekun-Kun Wardana naik, misalnya, sampai 10% atau dua digit, meski belum tentu masuk putaran kedua, kemudian RK-Suswono dan Pram-Rano selishnya makin tidak terlalu jauh, maka putaran kedua makin terbuka lebar.

“Jadi peluang masuk ke putaran kedua semakin terbuka. Kalau kita membaca data hari ini, memang satu putaran dimenangkan oleh RK. Namun Pilkada  masih 2 bulan lagi, apalagi angkanya belum mencapai 50 persen plus 1 maka per-hari ini, peluang untuk menjadi satu putaran atau dua putaran relative berimbang. Meski peluang satu putarannya lebih besar sedikit dibanding dua putaran,” kata Hanta Yuda.

Tren hari ini, tambahnya, kita melihat angka independent (Dharma-Kun) tidak mengganggu stabilitas perimbangan pertarungan kedua Paslon mantan tadi.

Dan jangan lupa, ujar Hanta mengingatkan, faktor yang mungkin mengubah tren kedua Paslon yang saling menggerus adalah adanya undecided voters yang mencapai 15,9 (TT/TJ-Tidak Tahu/Tidak Menjawab).

“Ini adalah para pemilih yang belum menentukan pilihan hampir 16 persen, kemana mereka akan memilih. Misalnya 15,9 persen ini berhasil diambil oleh Pramono-Rano semuanya maka dia akan berimbang, atau sebaliknya jika RK-Sus bisa mengambil setengah saja dari situ, maka Pilkada akan satu putaran,” ujar Hanta Yuda.***

Tutup