Jika Anies tak Maju Pilgub, Peluang Ridwan Kamil Menang di Jakarta Terbuka Lebar

Foto: instagram Ridwan Kamil

FTNews, Jakarta— Jika Anies Baswedan tidak maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta, peluang Ridwan Kamil terbuka lebar. Tanpa Anies, nama Ridwan Kamil jauh di atas calon-calon lain.

“Di  DKI Jakarta, kalau memasukkan nama Anies Baswedan, Anies masih nomor satu. Itu kalau dia maju lagi. Meski begitu, persaingan Anies dan Kang Emil akan ketat. Tapi kalau Anies dicabut (tidak maju Pilgub lagi-red) maka nama Kang Emil jauh di atas nama nama lain,” papar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya (Totok) dalam diskusi yang dilakukan secara daring oleh CNN Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Ridwan Kamil atau sering disapa Kang Emil, mendapat dua surat tugas dari DPP Partai Golkar untuk maju Pemilihan Gubernur Jakarta dan Jawa Barat. Soal mana yang akan dipilih, masih dalam evaluasi dengan berbasiskan peluang kemenangan.

Namun Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, menyebut, survey Ridwan Kamil sudah di atas 50 persen.

Capaian ini tentu tidak mengherankan mengingat ia baru saja melepas jabatannya sebagai Gubernur Jabar periode  2018-2023. Sebelumnya, ia juga menjabat Wali Kota Bandung 2013-2018. Lebih dari itu, ia rajin merawat konstuennya. Itu sebabnya sampai kini penerimaan warga Jabar terhadap Kang Emil cukup tinggi.

Sementara Jakarta, belum jelas kecuali ia cukup popular setidaknya pernah masuk masuk dalam kandidat calon Wakil Presiden baik berpasangan dengan Prabowo maupun dengan Ganjar Pranowo.

“Ini memang hal menarik. Kalau kita baca survey-survei tahun lalu misalnya, di Jawa Barat, Kang Emil masih nomor satu. Kalau di Jakarta, tanpa Anies, nama Kang Emil jauh di atas nama-nama lain,” ujar Totok.

Sementara Ahmad Doli Kurnia, Wakil Ketua Umum Korbid Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, berbicara tentang kemungkinan koaliasi dengan partai lain dalam Pilkada Serentak mendatang.

Menurutnya, untuk koalisi yang diutamakan adalah Parpol-Parpol dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). “Kami kan bagian dari KIM yang punya romantisme waktu memenangkan Pilpres lalu. Chemistry ini masih ada, karena mungkin system Pemilu kita sekarang ini mendekatkan Pilpres, Pileg dan Pilkada, sehingga chemistry di antara anggota koalisi masih ada. Jadi pasti akan dimulai dari situ,” ucapnya.

Meskipun, dia juga menyadari, tidak semua daerah Pilkada, bisa linier Pusat-Daerah. Karena di daerah pasti ada lokal wisdom, dll, dan ini akan membuat berbeda konfigurasi di tingkat nasional maupun daerah.***

Tutup