Suara PSI Melonjak Signifikan, Grace Natalie: Jangan Suudzon, kok PKB dan Gelora tidak Diributin?

Grace Natalie, Wakil Dewan Pembina PSI/foto: tangkap layar, diana

FTNews, Jakarta— Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat sorotan lantaran suaranya mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa terakhir ini. Bahkan dalam real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) per-3 Maret, PSI telah meraup 2.492.873 atau 3,13 persen.

Capaian PSI yang sudah 3 persen lebih ini lah yang kemudian jadi gunjingan. Maklum ambang batas parlemen (parliamentary threshold) adalah 4 persen. Dengan perolehan sekarang PSI sudah mencapai 3 persen lebih, peluangnya untuk lolos ke Senayan (DPR) menjadi makin terbuka. Apalagi, suara yang masuk baru 65,79 persen. Di sisi lain, dalam Quick Count berbagai Lembaga survey umumnya menyebut prediksi PSI tidak lolos parlemen. Kondisi itu lah yang kini jadi topik di mana-mana.

“Ayo tolong jangan jadi tidak adil sejak dari pikiran. Trus, kenapa hanya PSI yang disorot, diributkan? Padahal bukan hanya PSI yang mengalami lonjakan suara, PKB dan Gelora juga, kenapa tidak ada yang meributkan. Kenapa hanya PSI yang disorot. Justru saya mau tanya balik kenapa?” Ujar Grace Natalie, Wakil Dewan Pembina PSI, dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Sabtu (2/3/2024).

Ia meminta agar semua pihak tidak suudzon dan menghormati proses perhitungan yang tengah berlangsung. PSI saat ini masih terus melakukan pengawalan suara secara ketat. Sekarang suara yang masuk masih 65 persen, masih ada sekitar 70 juta suara yang belum masuk.

“Jadi tolong jangan berpikir macam-macam. Teman-teman bekerja di lapangan tak henti, saksi bekerja dari pagi sampai tengah malam dan banyak yang nongkrongin. Jadi jangan dipikir ini kerjaan 1-2,3 orang saja, sehingga pikirannya suudzon saja. Dari pada suudzon lebih baik turun ikut proses-proses perhitungan real count supaya tahu perhitungannya seperti apa daripada hanya bergunjung di sosial media,” ungkap Grace yang menjadi pengumpul suara terbanyak di Dapil Jakarta III.

Jika orang mengaitkan perolehan PSI dengan Quick Count (QC), menurutnya, justru gap PSI tidak sebesar PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan Partai Gelora. Lalu ia pun memaparkan, PKB berdasarkan hitungan cepat Indikator disebut 10,65, ternyata berdasarkan real count KPU yang sekarang sudah mencapai 65 persen suara masuk, PKB mendapat 11,5 persen. Itu berarti melesetnya 0,91 persen. Sementara Gelora berdasarkan QC meraih 0,88 tapi sekarang  (real count) sudah mencapai 1,43 persen.

“Menurut catatan kami ini gap yang paling besar. Sementara PSI gapnya sedikit tapi sudah diributkan. Dianggap anomaly. Sementara anomaly yang lebih besar di PKB dan Gelora, kok ngga ada yang ributin,” serunya.***

Tutup