TKN: Gerakan Pemakzulan Jokowi Datang dari Orang-orang Frustasi
FTNews, Jakarta — Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menyebut gerakan pemakzulan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini datang dari mereka yang frustasi karena sangat sangat kecil bisa memenangkan Pemilu 2024.
“Dorongan pemakzulan itu muncul dari rasa frustasi pihak yang menyadari bakal kalah dalam Pilpres 2024 namun tidak mampu berpikir jernih,” jelas Hasan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/1/2024).
Hasan menilai gerakan pemakzulan ini sebenarnya sepaket dengan Gerakan dalam upaya mendelegitimasi Pemilu 2024.
Mereka, lanjut Hasan, adalah orang-orang yang sudah frustasi, diambang kekalahan, sudah buntu, dan sudah enggak tahu lagi mau ngapain, biasanya sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang ekstrem.
“Meskipun mereka sebentar-sebentar menyatakan enggak percaya sama hasil survei yang beredar, tapi jauh di dalam lubuk hati mereka tahu persis keadaan yang sebenarnya tidak berbeda jauh dari hasil-hasil survei itu. Artinya peluang menang mereka, mau itu satu atau dua putaran, sangat kecil,” kata Hasan.
Hasan mengaku tidak kaget dengan adanya gerakan itu. Founder Cyrus Network itu sudah memprediksi munculnya gerakan tersebut di akhir Desember 2023.
Pada 29 Desember, kata Hasan, dirinya sudah menjelaskan di channel YouTubenya bahwa Januari ini akan ada orang-orang yang seolah-olah independen, menyuarakan dua hal ini (pemakzulan dan delegitimasi Pemilu).
“Mereka seolah-olah non partisan tapi aslinya bagian dari pemenangan atau pendukung garis keras capres tertentu,” kata Hasan.
Dia menambahkan, prediksinya tersebut hari ini sudah terbukti di mana beberapa hari lalu ada orang-orang yang merasa tokoh mendatangi Menkopolhukam Mahfud MD dan bicara pemakzulan.
“Dari nama-nama yang ditampilkan oleh media, kita tahu sebagian besar mereka adalah pendukung capres tertentu, sebut saja capres sebelah kiri,” ujar dia.
Hasan melanjutkan, hari ini ada dosen, pegawai negeri, profesor yang juga sekaligus konsultan politik pendukung capres tertentu, sebut saja capres sebelah kanan, juga bicara soal pemakzulan.
“Katanya pemilu ini lebih berintegritas kalau enggak ada Pak Jokowi.,” kata Hasan.
Hasan mengatakan, tak menutup kemungkinan akan ada lagi orang-orang yang akan muncul untuk menyuarakan hal yang sama. Apalagi, kalau ide pemakzulan tersebut muncul dari pemilik polster dan konsultan politik.
“Saya curiga angka Prabowo-Gibran yang dia temukan sudah menembus 50 persen. Jadi sudah terlanjur basah, ya sudah mandi sekali,” ujarnya.***
Warning: Undefined variable $args in /www/wwwroot/pemilunesia.com/wp-content/themes/umparanwp/widget/widget-related.php on line 47