Elektabilitas Capai 6,1 Persen, PSI ‘Partai Jokowi’ Berpeluang Meluncur ke Senayan
FTNews, Jakarta— Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diprediksi dapat melenggang ke Senayan (DPR) jika mampu mempertahankan elektabiitasnya sebagaimana temuan survei Nusantara Strategic Network (NSN). Berdasarkan data, Oktober 2023 lalu elektabilitas PSI baru menembus 4,2 persen, lalu naik menjadi 5,4 persen (November 2023), dan kini mencapai 6,1 persen.
“Asosiasi kuat PSI dengan Jokowi berimbas pada lonjakan elektabilitas, di mana PSI gencar mengkampanyekan diri sebagai partai Jokowi dan menggaungkan spirit Jokowisme,” terang kata Direktur Program NSN Huslidar Riandi sebagaimana dikutip dari siaran pers NSN.
PSI menunjuk Kaesang Pangarep yang merupakan putera Jokowi sebagai Ketua Umum pada akhir September 2023, hingga mengerek elektabilitas menembus ambang batas parlemen sebesar 4 persen. PSI lalu memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo-Gibran pada arena Pilpres.

Sementara itu partai-partai lain cenderung masih stabil, di antaranya Golkar yang masih menduduki posisi tiga besar dengan elektabilitas 8,8 persen. Menyusul pada urutan berikutnya ada PKB (7,4 persen), Demokrat (7,2 persen), dan PKS (4,4 persen).
Partai-partai lain meraih elektabilitas di bawah 4 persen, meskipun masih berpeluang lolos jika memperhitungkan margin of error. Di antaranya ada PAN (3,2 persen), Nasdem (2,6 persen), PPP (2,0 persen), Perindo (1,7 persen), dan Gelora (1,2 persen).
“Partai-partai papan menengah tersebut masih harus berjuang untuk bisa menembus ambang batas parlemen, di tengah minimnya coattail effect yang bisa diraih dalam situasi Pemilu serentak yang berbarengan dengan Pilpres,” Riandi menerangkan.
Selebihnya adalah partai-partai papan bawah yang kecil peluangnya bisa melenggang ke Senayan. Di antaranya adalah PBB (0,7 persen), Hanura (0,6 persen), Ummat (0,5 persen), dan Garuda (0,1 persen). Lalu ada partai baru PKN dan Buruh yang masih nihil dukungan.
“Pada setiap gelaran Pemilu, partai baru dan non-parlemen selalu menghadapi tantangan yang berat mengingat sistem multipartai yang berlaku lebih menguntungkan bagi partai-partai besar,” pungkas Riandi.
Masih ada 18,4 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Survei Nusantara Strategic Network (NSN) dilakukan pada 23-27 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1.200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.***