Temuan TII: Anak Muda yang belum Tentukan Pilihan Capres/Cawapres Masih Tinggi

Sumber:.theindonesianinstitute.com

FTNews, Jakarta— Meskipun belum tinggi namun  ersepsi anak muda terhadap Pemilu 2024 terbilang lumayan baik. Mereka tertarik dengan rekam jejak, visi misi serta program yang ditawarkan oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden. Mereka juga membutuhkan informasi terkait rekam jejak caleg DPR, DPD maupun DPRD Kabupaten Kota.

Hal tersebut terekam dari hasil angket The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) terkait  “Persepsi Anak Muda Terhadap Pemilu 2024.

Dilansir dari laman theindonesianinstitute.com, terungkap bahwa 36,6% respon yang berusia dari 17-30 tahun, membutuhkan informasi terkait rekam jejak, visi, misi serta program yang ditawarkan oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden.

Sebanyak 21.5 persen membutuhkan informasi terkait rekam jejak calon DPR RI, DPD dam DPRD Kabupaten/Kota. Informasi apakah terdaftar sebagai pemilih 11,8 persen, Partai politik peserta Pemilu dan Visi Misi serta program yang ditawarkan 7,5 persen.

Temuan terkait kebutuhan informasi berkorelasi dengan masih tingginya angka jawaban responden yang menyatakan belAnakum menentukan pilihan partai politik yang sebesar 28 persen serta belum menentukan pilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang sebesar 29 persen.

Berdasarkan temuan ini dapat tergambarkan bahwa hampir sebagian besar anak muda membutuhkan informasi peserta yang nanti akan berkontestasi dalam Pemilu 2024. Informasi ini dibutuhkan untuk menjadi dasar keputusan mereka untuk memilih pada hari pemungutan suara 14 Februari 2023.

Pada pilihan partai politik, responden angket ini menemukan dua partai teratas yang paling banyak dipilih yaitu Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indoensia Perjuangan (PDIP). Sebanyak 15.1 persen responden memilih Partai Gerindra. Sedangkan, 15.1 persen responden akan memilih PDIP. Faktor figur dan citra partai menjadi alasan responden untuk memilih masing-masing partai tersebut.

Akan tetapi, berbeda dengan Gerindra, PDIP mendapatkan tingkat tidak keterpilihan yang cukup tinggi dibandingkan tingkat keterpilihannya. Tingkat tidak keterpilihan PDIP sebesar 30.1 persen. Sedangkan, Gerindra hanya sebesar 1.21 persen jauh lebih kecil dibandingkan tingkat keterpilihannya.

Pada pilihan Calon Presiden, angket ini menemukan nama Prabowo Subianto menjadi pilihan terbanyak dengan 33.3 persen. Sosok Prabowo dinilai memiliki ketegasan dan wibawa, selain itu juga terdapat faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut mendorong nama Prabowo menjadi alasan responden memilih Prabowo Subianto.

Pada urutan kedua yaitu Ganjar Pranowo yang dipilih sebesar 14 persen. Alasan responden memilih Ganjar karena memiliki gaya komunikasi yang merakyat seperti Jokowi. Kemudian di peringkat ketiga yaitu Anies Baswedan yang dipilih 10.30 persen responden. Responden memilih Anies karena dinilai sebagai sosok yang cerdas dengan latar belakang akademisi.

Angket ini juga menemukan tingkat ketidak keterpilihan Calon Presiden. Nama Prabowo memiliki tingkat tidak keterpilihan yang rendah dengan 12.9 persen. Hal ini sejalan dengan tingkat keterpilihannya yang tinggi. Sedangkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mendapatkan tingkat ketidak keterpilihan yang jauh melampaui angka keterpilihannya.

Ganjar mendapatkan tingkat ketidak keterpilihan sebesar 32.3 persen. Responden beralasan tidak memilih Ganjar karena beberapa faktor seperti pernyataan Ganjar tentang penolakan keikutsertaan Tim Nasional Israel yang berujung pada gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dan karena faktor partai pendukungnya yaitu PDIP.

Kemudian, Anies memperoleh tingkat ketidak keterpilihan 12.9 persen. Responden beralasan tidak memilih Anies karena rekam jejak yang dianggap gagal pada saat menjadi Gubernur di DKI Jakarta dan faktor pendukung yang dianggap menggunakan politik identitas sehingga akan membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.***

 

Tutup