Beranda Berita Terkini Megawati: Indonesia Harus Mandiri dalam Pangan

Megawati: Indonesia Harus Mandiri dalam Pangan

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri/foto: dok PDIP

 

Forumterkininews,id, Jakarta - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, membahas isu mengenai pangan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/9).

Megawati menyoroti impor pangan yang dilakukan Indonesia. Awalnya,  ia  menyinggung mengenai ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan. Dia mengungkapkan bahwa Indonesia bahkan melakukan impor pangan sekitar Rp 300 triliun per tahun.

“Konsumsi gandum diperkirakan akan meningkat sebanyak 50% pada tahun 2030, dan ketergantungan terhadap pasokan pangan dunia juga terlihat dalam impor pangan yang mencapai lebih dari Rp 300 triliun per tahun,” ujar Megawati.

Megawati mengatakan bahwa persoalan pangan ini tidak bisa hanya dijawab secara teknokratis. Menurutnya,  Indonesia harus memiliki komitmen untuk menjadi mandiri dalam hal pangan.

“Masalah pangan tidak hanya dapat dijawab secara teknokratis, karena masalah pangan sangat erat kaitannya dengan aspek ideologis, seperti komitmen Indonesia untuk berdiri sendiri dalam masalah pangan dan peran petani sebagai orientasi kebijakan yang paling penting,” kata Megawati.

Lebih lanjut, Megawati mengutip pernyataan Presiden Sukarno mengenai pangan. Dia berpendapat bahwa apa yang dikatakan Sukarno bisa menjadi materi introspeksi.

“Oleh karena itu, pernyataan Bung Karno bahwa ‘Dari lidah dan perut rakyat Indonesia tidak boleh terjajah oleh makanan impor’ dapat menjadi bahan evaluasi terhadap fraksi ideologi dalam masalah pangan,” katanya.

Selanjutnya, Megawati juga menyinggung topik yang pernah dia sampaikan pada ulang tahun PDIP. Dia mengingatkan tagline “fakir miskin dan anak-anak terlantar harus dilindungi negara.”

“Itu adalah bagian dari Undang-Undang Dasar 1945. Saya berpendapat bahwa jika ada yang tidak setuju, berarti mereka tidak setuju dengan isi Undang-Undang Dasar 1945,”jelas Megawati.

Perspektif ideologis ini harus diimplementasikan dalam praktiknya. Dengan panduan ideologis ini,  dapat merancang kebijakan secara teknokratis dan fokus pada bagaimana mengurangi ketergantungan kita pada impor kedelai, daging sapi, hortikultura, bawang putih, garam, dan produk lainnya.

“Selama kita semua memiliki tekad untuk mengurangi impor, maka semua barang yang saat ini diimpor dapat diproduksi sendiri karena Indonesia merupakan negara yang kaya,” jelasnya. **

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini