Beranda Berita Terkini Bakal Muncul Oposisi Baru di Parlemen?

Bakal Muncul Oposisi Baru di Parlemen?

Ruang Rapat Paripurna DPR RI (Dok Kemen PAN/RB)
Ruang Rapat Paripurna DPR RI (Dok Kemen PAN/RB)

Forumterkininews.id, Jakarta – Tiga kontestasi pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) bersaing di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ketiga paslon itu masing-masing pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dari koalisi Perubahan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dari PDI Perjuangan, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Melihat eskalasi dinamika politik menjelang dimulainya kampenye pada 28 November mendatang, tampaknya bakal memunculkan poros baru atau partai opisisi di parlemen. Tentu dengan catatan jika kekuatan dari masing-masing koalisi mengalami perubahan seiring dinamika politik.

Bibit munculnya poros baru mulai tampak pasca penetapan nomor urut pasangan calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Isu netralitas tampaknya menjadi warming up jelang masa kampanye telah muncul ke permukaan. Kubu pasangan AMIN sudah merasakan sejak awal adanya dugaan ketidaknetralan penyelenggara Pilpres dalam hal ini pemerintah.

Wajar pasangan AMIN yang lebih dulu merasakan adanya keberpihakan pemerintah pada salah satu kontenstan yang didukungnya. Karena sejak awal munculnya pasangan dari Koalisi Perubahan ini membawa kesan kuat sebagai koalisi antitesis pemerintah.

Ketidaknetralan penyelenggara yang kabarnya didukung aparat pemerintah belakangan hari ini juga mulai dirasakan kubu PDI Perjuangan. Beberapa baliho pasangan Ganjar-Mahfud kerap ditertibkan aparat. Sementara baliho pasangan lain yang katanya didukung Istana bebas bertebaran memajang di sepanjang sudut kota di Indonesia.

Dalam sambutannya pada penetapan nomor urut pasangan capres di KPU, cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berharap Pilpres berjalan lancar, jujur, sportif dan jauh dari kecurangan. “Pemilu adalah taruhan bangsa kita,” tandas Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Menurut Cak Imin, jika Pemilu berjalan baik legitimate, objektif, Indonesia akan tetap bersatu kuat dan berhasil membangun. “Kalau Pemilu ini berjalan dengan jujur, adil, Insya Allah pembangunan akan lancar-selancar-lancarnya,” katanya didampingi Anies Baswedan.

Sementara itu, capres Ganjar Pranowo dalam sambutannya di KPU mengatakan, semua pihak mesti pastikan bahwa arah reformasi dituntaskan.

“Demokrasi yang berjalan jurdil, situasi yang bisa berjalan pada rel dan kita selenggarakan dengan betul-betul membawa integritas yang jauh-jauh sekali dari unsur KKN,” tegas Ganjar.

Demikian juga capres Prabowo. Ketua Umum Partai Gerindra ini sepakat Pemilu harus dilaksanakan secara jujur, adil, dan tidak ada kecurangan. Pasangan capres nomor urut dua ini juga yakin KPU akan melaksanakan secara adil, jujur dan tanpa ada kecurangan.

“Karena kalau melaksanakan pemilu yang curang, mengkhianati bangsa dan rakyat Indonesia. Kita, saya juga sependapat dengan pasangan calon nomor satu, terutama yang disampaikan oleh Gus Muhaimin,” ungkap Prabowo.

Pasca penetapan dinamika politik terus berkembang. Tampaknya karena ada perasaan yang sama kubu Ganjar dan Koalisi Perubahan mulai menjalin komunikasi. Jika hubungan keduanya mencapai titik kesamaan, bukan tidak mungkin bakal berlanjut menjadi poros baru di parlemen. Meski perolehan kursi di Pemilu Legislatif (Pileg) baru akan dipastikan setelah ada penetapan dari KPU usai Pemilu Serentak 2024.

Peta koalisi berubah menjadi poros baru, tentu dengan catatan pasangan capres Prabowo memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Sedangkan kubu PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Perubahan di parlemen menjadi partai oposisi.

Bagi partai berlambang moncong putih menjadi oposisi bukanlah kali pertama. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PDI Perjuangan menjadi oposisi atau pengontrol pemerintah.

Berdasarkan komposisi di DPR hasil Pemilu 2019, pasangan capres Anies-Cak Imin (AMIN) diusung Koalisi Perubahan terdiri dari NasDem (10,2 persen), PKB (10 persen), dan PKS (8,70 persen). Sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud diusung PDI Perjuangan (22 persen), PPP (25 persen). Sementara pasangan Prabowo-Gibran diusung Koalisi Indonesia Maju terdiri dari Gerindra (13,5 persen), Golkar (14,7 persen), Demokrat (9,7 persen), PAN (7,6 persen).

Jika dihitung dari jumlah kursi DPR saat ini, pasangan AMIN menguasai 163 kursi, Ganjar-Mahfud 147 kursi, dan Prabowo-Gibran 265 kursi. Jika kubu AMIN membentuk poros baru di parlemen bersama kubu Ganjar-Mahfud akan menghasilkan 310 kursi. Sementara kubu Prabowo-Gibran 265 kursi di DPR.

Dengan demikian kubu AMIN dan Ganjar akan menguasai 58 persen suara di DPR, dan Prabowo-Gibran 42 persen. Tentu roda pemerintahan akan berjalan penuh lika-liku menginggat pemerintahan Prabowo kelak tidak menguasai kursi parlemen.

Memang Pemilu 2024 masih ada waktu tiga bulan ke depan. Tentu eskalasi dinamika politik bakal ada kejutan-kejutan yang akan berpengaruh pada kompisisi kursi di parlemen. Partai politik baru yang belum menduduki kursi parlemen bisa jadi akan memperoleh kursi.

Hasil survei dari berbagai lembaga riset menyebutkan hanya delapan partai politik yang lolos ambang batas (parlementary threshold) sebesar 4 persen. kedelapan partai politik itu masing-masing PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, NasDem, PKB, Demokrat, PAN, dan PKS. Sepuluh partai politik lain gugur karena gagal mencapai ambang batas.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia periode 27 Oktober – 1 November 2023 menyebutkan PDI Perjuangan memperoleh 24,1 persen, Gerindra 14.4 persen, Golkar 9.3 persen, PKB 7,7 persen, Nasdem 7 persen, PKS 6,2 persen, Demokrat 5,2 persen, PAN 4,3 persen, dan PPP 3 persen. Sementara partai lainnya di bawah ambang batas. Sedangkan 14.9 persen belum memilih partai.

Berdasarkan survei Indikator tersebut, jika Pemilu 2024 diselenggarakan saat ini akan menghasilkan kubu AMIN memperoleh sekitar 21 persen, kubu Ganjar-Mahfud meraih 27 persen, dan kubu KIM mendapatkan 32 persen.

Jika kubu Ganjar-Mahfud membentuk poros baru bersama kubu Koalisi Perubahan menjadi partai oposisi akan menghasilkan 48 persen, dan kubu KIM 32 persen. Sisanya bakal memunculkan banyak kemungkinan. Memang masih terlalu dini apakah Pemilu 2024 memunculkan partai oposisi baru? Namun mari kita tunggu.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini